Kampung KB Strategi Cegah Stunting 

SOREANG – Kasus stunting menjadi ancaman serius bagi anak-anak Indonesia, termasuk di Kabupaten Bandung. Dari data yang ada, sekitar 37,2 persen atau sekitar delapan juta anak balita di Indonesia mengalami stunting, sementara 21 desa di Kabupaten Bandung mengalami kasus stunting.

Salah satu penyebab stunting adalah kekurangan gizi, sanitasi dan pola asuh yang tidak tepat. Stunting tidak hanya menghambat pertumbuhan fisik, tapi juga mengganggu kemampuan perkembangan otak anak.

BERI PAPARAN:
Ketua TP.PKK Kabupaten Bandung, Hj. Kurnia Agustina Dadang M. Naser memberikan pemaparan pencegahan Stunting.

Untuk itu, Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) bersama Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Bandung, terus berupaya menekan angka stunting salah satunya dengan mengoptimalkan hadirnya program Kampung Keluarga Berencana (KB).

Ketua TP PKK Kabupaten Bandung Hj. Kurnia Agustina Dadang Naser mengatakan, kondisi gagal tumbuh pada anak, akan berdampak buruk untuk masa depannya. Menurut Kurnia, perlu penanganan serius secara khusus serta kerjasama semua pihak, mengingat anak merupakan aset masa depan bangsa.

BERIKAN ARAHAN: Kepala UPTP5A Kecamatan Pacet Yadi Mulyadi, S.Pd memberikan pengarahan pada warga kampung KB Butul, Desa Cipejeh Kecamatan Pacet

”Kita upayakan cegah stunting di beberapa wilayah melalui Kampung KB dan pemberdayaan peran PKK di wilayah,” ujar Kurnia Agustina di Soreang, Selasa (3/12).

Dalam pengasuhan anak oleh orangtua, Kampung KB ini sudah mencangkup banyak hal. Kampung KB  juga, lanjutnya,  memprioritaskan ketahanan keluarga melalui delapan fungsi keluarga, seperti dari segi agama, pendidikan, ekonomi, sosial budaya, permukiman, pelestarian lingkungan hidup, kasih sayang  dan reproduksi. Menurutnya ke delapan fungsi keluarga ini akan berindikasi terhadap peningkatan kualitas keluarga, termasuk soal stunting serta akan mempengaruhi perilaku masyarakat.

”Kampung KB ini harus memiliki prioritas ketahanan keluarga melalui delapan fungsi keluarga, sebagai pedoman membangun keluarga berkualitas. Ke depannya tentu saja akan mempengaruhi kualitas SDM, pola pikir, kebiasaan dan perilaku masyarakat itu sendiri, menjadi lebih baik,” kata Teh Nia sapaan akrab istri Bupati Bandung Dadang M.Naser ini.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan