Ingin Joko Widodo Dua Periode

JAKARTA – Pemilihan calon Presiden tinggal beberapa bulan lagi. Indonesia akan menjalankan hajatan besar pemilihan umum yang untuk pertama kalinya berjalan se­cara serentak.

Pemilu kali ini juga akan diikuti oleh segmen besar pemilih dari kalangan gene­rasi milenial. Suara milenial bisa dipastikan akan sangat menentukan hasil Pemilu 2019 mendatang.

Hasil survei yang dilakukan oleh Center for Political Com­munication Studies (CPCS) menyatakan bahwa calon presiden petahana Joko Wi­dodo menjadi pilihan terba­nyak generasi milenial. Pa­sangan calon Jokowi-Ma’ruf meraup dukungan hingga 49,3 persen dibanding Prabowo-Sandi yang hanya mendapat 28,8 persen.

”Pada semua kelompok umur, Jokowi-Ma’ruf juga jauh men­gungguli Prabowo-Sandi, yaitu 53,8 persen berbanding 30,6 persen,” tutur Direktur Ekseku­tif CPCS Tri Okta S.K. dalam di Jakarta, Senin (28/1) lalu.

Dengan rentang elektabili­tas lebih dari 20 persen, lanjut Okta, jika tidak ada perubahan drastis maka Jokowi akan menjabat presiden untuk pe­riode kedua.

Lanjut Okta, kesuksesan Jokowi merebut hati milenial tidak mengherankan. Sejak awal muncul di panggung politik nasional, Jokowi kerap menggunakan metode komu­nikasi yang disukai milenial.

”Tidak hanya aktif nge-vlog dan media sosial, gaya Jo­kowi seperti mengendarai motor chopper dan meng­gemari musik metal sangat pas buat milenial,” ulasnya.

Meskipun demikian, kedua kubu capres-cawapres mau­pun penyelenggara pemilu harus mencermati tingginya peluang golput generasi mi­lenial. “Responden yang be­lum memutuskan atau masih merahasiakan pilihannya meningkat dari 15,7 persen pada semua kelompok umur menjadi 21,7 persen pada kelompok milenial dan pe­milih pemula,” kata Okta.

Generasi milenial merupa­kan pengguna aktif internet dan medsos, serta cenderung tidak menyukai cara-cara konvensional dalam tradisi politik lama. Perlu metode komunikasi politik yang lebih kreatif dan kekinian untuk menjaring aspirasi generasi milenial.

”Golput tidak perlu dicemas­kan asalkan milenial dapat diyakinkan untuk berpartisi­pasi,” tukas Okta.

Adapun survei CPCS dila­kukan pada 2-11 Januari 2019, dengan jumlah responden 1200 orang mewakili seluruh provinsi. Metode survei ada­lah multistage random samp­ling dengan margin of error ±2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen. Pe­milih pemula dan milenial yang berusia antara 17 hing­ga 35 tahun mencakup 34,3 persen responden.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan