Holy Craft Hadir Mengatasi Dunia Fashion Lokal yang Melemah Akibat Maraknya Brand Impor

“Memang perlu diakui, brand lokal masih lemah dalam mengatur pola marketingnya. Padahal banyak brand lokal yang justru sudah menembus pasar internasional,” katanya.

Hal senada juga dikatakan Muhammad Rizky dari Maker Mansion. Menurutnya, yang jadi permasalahan untuk brand lokal saat ini yaitu masih dianggap memiliki kualitas yang rendah oleh kebanyakan pecinta fashion di Indoensia, terutama di kalangan generasi muda.

Tentu saja, kata dia, hal ini membuat brand lokal pangsa pasarnya semakin menurun dari hari ke hari. Padahal, brand lokal sejatinya tidak bisa dianggap remeh dan dipandang sebelah mata. Banyak brand lokal yang mampu memberikan referensi gaya berbusana yang tak kalah kerennya dengan brand impor.

Sebagai informasi, pada acara Holy Craft tersebut, selain membicarakan tren fashion di era digital, dan kultur fashion, potensi brand-brand lokal juga akan dibahas oleh para crafter lokal yang sudah malang melintang di dunia fashion Indonesia. Mereka yakni Deni Karsa Ramadhan, owner DAVVEYJONES; Wisnu Perbangsa, owner brande denim VOUTE; Kang Abay, owner Tahura dan Rimbabu; Faisal owner MONROE HERITAGE; dan Arya dari TH Co.

Di acara tersebut juga akan banyak giveaway yang diberikan secara cuma-cuma bagi para pengunjung. Mulai dari sepatu (boots), dompet, tas, denim, belt, t-shirt, key chin, pouch, dan lainnnya. Tentu semua giveaway itu merupakan produk brand-brand lokal di Indonesia. So, buat kalian pecinta fashion, jangan lupa datang ke acaranya.(*/rus)

Tinggalkan Balasan