Hari Ini, 1.074 Produk OPOP Dipamerkan

BANDUNG – Sebanyak 1.074 pondok pesantren (ponpes) se-Provinsi Jawa Barat bakal memamerkan produknya di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, hari ini (14/12). Kegiatan bertajuk Gelar Produk One Pesantren One Product (OPOP) tersebut sekaligus menjadi rangkaian akhir pelaksanaan program OPOP tahun ini.

Kepala Dinas KUK Provinsi Jawa Barat, Kusmana Hartadji melalui Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pendidikan dan Pelatihan Per Perkoperasian dan Wirausaha (P3W) Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Jabar, Deni Handoyo berharap, kegiatan tersebut, produk-produk yang dihasilkan ponpes diharapkan bisa diterima oleh masyarakat luas.

Sejatinya, sejak program OPOP bergulir, sudah banyak ponpes menghasilkan produk. Bahkan, di antaranya sudah dipromosikan hingga pasar mancanegara.

”Hadirnya Gelar Produk OPOP juga diharapkan membuka mata publik bahwa program OPOP benar-benar berjalan,” ujar Deni dalam konferensi pers Gelar Produk OPOP di de Braga by Arthotel Bandung, Jalan Braga, Kota Bandung, Kamis (12/12).

Deni menjelaskan, beragam produk akan ditampilkan sesuai dengan bidang usaha masing-masing pesantren. Mulai dari produk kuliner, fesyen, pertanian, peternakan, perikanan dan lainnya.

”Memang mayoritas nanti yang ditampilkan kuliner dan fesyen. Sebab, tidak mungkin kalau bawa produk peternakan atau perikanan, tapi kita fasilitasi semua. Jadi ada yang bentuknya foto atau media lainnya,” jelasnya.

Dikatakan Deni, selain gelar produk, peserta OPOP ini juga akan mengikuti temu bisnis. Mereka akan dipertemukan dengan pembeli skala nasional bahkan internasional sebagai calon market produk mereka.

”Kita menghadirkan buyer-buyer yang akan menjadi market dari produk-produk pesantren tersebut. Skalanya tidak hanya nasional tapi Internasional,” katanya.

Pihaknya menuturkan, program OPOP akan berjalan selama 5 tahun. Setiap tahunnya, diharapkan ada 1.000 pesantren yang mengikuti kegiatan OPOP. Sehingga, dalam kurun 5 tahun kepemimpinan Ridwan Kamil akan tercapai 5.000 pesantren yang mandiri, terutama di bidang ekonomi.

”Jadi nanti yang sudah mengikuti tahun ini, tidak bisa lagi ikut. Tapi mereka tetap akan mendapatkan pendampingan, pelatihan, hingga hadiah berupa bantuan modal usaha,” tuturnya. (mg1/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan