Gila dan Mabuk

Manusiawi sekali. Logis sekali. Dermawan sekali.

Tapi ditertawakan di sana. “Itu akan menghancurkan sistem pertanian di negara miskin,” ujar mereka. “Harga kedelai di negara penerima bantuan akan jatuh. Petani kedelai hancur. Ketika ban­tuan itu tidak ada lagi petani sudah tidak bisa bangkit. Sistem pertaniannya sudah rusak.”

Trump masih tetap pede. Khas Amerika. Ia berharap Tiongkok menyerah saja. ‘Hu­kuman’ minggu lalu itu san­gat berat. Menurut laporan yang diterima Trump eko­nomi Tiongkok sangat limbung.

Menyerahlah. Begitu pesan terbesarnya.

“Silakan saja kalau Tiongkok akan menunggu terpilihnya presiden baru dari Demokrat. Dua tahun lagi,” ujar Trump. Dengan sinisnya. “Tapi kalau menunggu itu, dan ternyata saya terpilih lagi, yang akan saya lakukan lebih buruk lagi,” ancamnya.

Hemmm.

Sabar… Sabar. Orang Sura­baya sering bilang: “yang waras yang harus mengalah”. Saat menghadapi orang dengan pikiran gila.

Pun kepada Iran. Ternyata maunya Trump seperti itu. Menyerahlah. Ketika Trump tiba-tiba membatalkan per­janjian internasional. Men­genai penghentian program nuklir Iran. Yang ditandatan­gani Presiden Obama. Bers­ama negara-negara seperti Inggris, Perancis, Rusia dan Tiongkok. Bahkan Trump menambah lagi dengan sank­si baru. Bulan lalu.

Menyerahlah ke Trump. Ternyata itu maksudnya. Atau akan terus digencet.

Sampai minggu lalu Iran belum juga memberi tanda-tanda menelepon Trump. Karena itu pesawat pembom Amerika dikirim ke Bahrain. Nongkrong di situ. Di seberang halaman depan Iran. Kapal induk Amerika juga mendekat ke Teluk Hormuz. Yang me­misahkan Iran dengan neg­ara-negara Arab. Yang menjadi andalan lalu-lintas kapal bermuatan minyak dan gas.

Kini tiga sektor dunia tegang: selat Hormuz, Teluk Korea dan Selat Taiwan. Tiga-tigan­ya melibatkan angkatan per­ang Amerika.

Tapi yang paling dag-dig-dug rasanya Boeing. Yang baru terpukul oleh dampak bisnis jatuhnya Boeing 373-800MAX. Tit-for-tat yang akan dilakukan Tiongkok bisa jadi tidak han­ya menyangkut kedelai. Tapi juga pembatalan pembelian 100 pesawat Boeing. Yang itu saja sudah bernilai Rp 150 triliun.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan