Ia menjelaskan, alasan tidak diperkenankan penonton masuk adalah karena masih adanya titik-titik tribun penonton yang belum diserahterimakan dan dalam keadaan kurang baik. Dengan begitu, ia tidak dapat menjamin keamanan penonton.
“Kita juga khawatir tiba-tiba kursi yang harus diperbaiki, kita nggak bisa perbaiki tiba-tiba orang ada berdiri nonton jatuh siapa yang bertanggung jawab,” bebernya.
Yana mengaku, terus berupaya untuk mempercepat proses serah terima aset dengan pihak kontraktor. Ia ingin secara administratif pengelolaan GBLA tidak terkendala.
Ia juga mengaku, telah bertemu dengan pihak kontraktor, PT Adhi Karya. Dalam waktu dekat, Yana telah meminta mereka untuk menyelesaikan masalah ini.
Jika seluruh aset GBLA telah diserahterimakan, Pemkot Bandung memiliki dua opsi pengelolaan, yaitu mengelolanya atau bekerja sama dengan pihak ketiga untuk mengelolanya. Dalam hal ini, proses tersebut harus melewati tahap lelang yang memakan waktu kurang lebih tiga bulan.
“Saya ditargetkan oleh Pak Wali Kota untuk menuntaskan sampai November. Insyaallah bisa, mohon doa dan dukungan saja,” katanya.
Sementara, Manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar merespon soal kebijakan tanpa dihadiri penonton. “Kalau tanpa penonton itu sama saja melarang Persib main, tanpa penonton sama aja boong,” sesalnya.