Gairah Menulis dan Tantangan Bercerita 30 Hari

Meski durasi penyelenggaran kegiatan tersebut telah usai, bukan berarti kita lantas berhenti tidak menulis. Justru kita harus menyambung kebiasaan tersebut secara mandiri. Efek dari keikutsertaan kita mungkin memang belum terasa secara instan. Tapi pikirkan efek ke depannya apabila kita melakukannya secara berkelanjutan. Siapa tahu ada penerbit yang melirik karya kita? Siapa yang menyangka kelak akan ada brand yang tertarik merekrut kita sebagai influencer mereka? Lantaran kita dianggap memiliki modal story telling yang hebat.

Keberlanjutan kebiasaan menulis juga menciptakan potensi bagus untuk diri kita. Kita jadi punya kemampuan manajemen waktu yang baik. Sedetail mungkin mengatur waktu supaya tidak terbuang sia-sia. Tak hanya itu, daya berpikir kritis juga kian terasah karena terus dirangsang untuk menelurkan ide-ide tulisan baru. Kemampuan berbahasa pun turut meningkat. Diksi yang kita gunakan semakin kaya. Pemilihan kata tidak lagi membosankan. Jadi, masih ragu untuk tetap mempertahankan kebiasaan menulis?

 

Ketika Menemui Hambatan

Pasti banyak yang beralasan, kebuntuan datang menyergap ketika ingin menunaikan aktivitas menulis. Gangguan pasti ada saja. Namun itu tergantung cara kita mengatasinya. Kita bisa mengusir buntu tersebut dengan menjeda sebentar lewat kegiatan lain. Pasang waktu, seberapa lama akan istirahat. Jangan sampai lebih dari tiga hari. Kegiatan lainnya bisa berupa membaca, berenang, berdiskusi dengan kerabat, menonton film, melukis, menonton tv, atau menggulirkan linimasa sosial media. Pokoknya, jangan sampai kebablasan jeda.

Lalu ketika usaha kita sudah usaha menggebu untuk menulis, tapi tidak mendapatkan tanggapan yang menyenangkan dari khalayak, apa yang sebaiknya dilakukan? Tetap tenang. Jangan terpancing dan membuat kita mundur untuk menulis. Setidaknya, kita selangkah lebih maju karena sudah berani menulis. Kita tidak bisa mengarahkan semua orang untuk merespons positif.  Tulisan kita memang tidak bertujuan untuk menyenangkan semua orang. Pasalnya semua orang memiliki landasan berpikir yang berbeda, tergantung kumpulan pengalaman yang mengendap di masing-masing otak mereka.

Lekaslah menulis. Tidak usah berlama-lama mempertimbangkan komentar dari orang. Toh menulis adalah kerja-kerja keabadian. Memahat kenangan untuk tetap awet dalam ingatan.

Tinggalkan Balasan