Fasilitas Umum dan Rumah Rusak

SOREANG – Warga dan pengguna jalan mengeluh rusaknya beberapa fasilitas umum dan rumah warga Desa Sukamukti, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung rusak akibat terdampak pekerjaan proyek Floodway Cisangkuy.

Menanggapi keluhan masyarakat, DPRD Kabupaten Bandung langsung bertindak dengan meninjau langsung ke lokasi pekerjaan.

Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Bandung Yanto Setianto yang terjun langsung bersama jajarannya mengatakan, menanggapi keluhan masyarakat sukamukti. Pihaknya menggelar rapat koordinasi dengan melibatkan BBWS, Kontraktor dan Kepala Desa sebagai perwakilan masyarakat.

”Kami akan mendorong pihak BBWS dan kontraktor untuk tak menunggu proyek selesai dalam memperbaiki kerusakan lingkungan. Saya pribadi merasa prihatin dengan kondisi warga yang banyak mengalami kecelakaan dan harus merasakan kondisi infrastruktur yang buruk akibat proyek Floodway Cisangkuy,” katanya saat ditemui disela-sela kunjungan di lokasi proyek Floodway di Sukamukti, Rabu (23/10).

Menurut Yanto, pihaknya memahami bahwa proyek tersebut merupakan proyek nasional yang didanai oleh APBN dan nantinya akan bermanfaat untuk semua masyarakat. Namun, Ia menilai keluhan warga Kabupaten Bandung yang terdampak tetap harus mendapat perhatian serius.

”Kami mengimbau pihak kontraktor yang mengerjakan proyek Floodway Cisangkuy untuk segera memperbaiki kerusakan infratruktur di lingkungan mereka. Sebab, kerusakan tersebut sudah terlalu lama terjadi serta menimbulkan kerugian materil dan imateril kepada warga,” jelasnya.

Hal yang sama dikatakan Kepala Desa Sukamukti Agus Tajudin, menurutnya, sejak awal pelaksanaan proyek Floodway Cisangkuy semua kendaraan dan alat berat beraktivitas menggunakan jalan di infrastruktur umum. Selain berdampak pada lingkungan berupa debu dan lumpur, lama kelamaan sejumlah ruas jalan pun mengalami kerusakan.

”Jalan kabupaten yang mengalami kerusakan sekitar tiga kilometer. Selain itu jalan desa yang sudah kami bangun pun mengalami retak-retak sepanjang satu kilometer,” akunya.

Agus menjelaskan, kondisi tersebut telah mengakibatkan aktivitas warga terhambat karena tak bisa melalui jalan dengan lancar. Selain itu tak sedikit warga yang sempat mengalami kecelakaan sepeda motor pada musim hujan karena kondisi jalan penuh lumpur bekas material galian proyek.

Lebih lanjut Agus mengatakan, tak sedikit warga yang terkena gangguan pernafasan akibat debu jalanan dari bekas material proyek tersebut di musim kemarau. ”Ada juga sekitar sepuluh rumah warga yang retak-retak akibat getaran alat berat dan truk pengangkut material yang lalu-lalang setiap hari,” jelasnya.

Tinggalkan Balasan