Dustira RS Tertua di Jawa Barat

CIMAHI – Rumah Sakit Dustira memiliki sejarah panjang. Rumah sakit yang terletak di Jalan Dustira, Kota Cimahi itu merupakan peninggalan Belanda yang dulunya dijadikan sebagai tempat perawatan tentara Belanda.

Hingga saat ini, rumas sakit yang dikelola Tentara Nasional Indonesia (TNI) tersebut masih berdiri kokoh. Meski sudah memasuki era digital, nuansa heritage-nya masih terlihat dan terasa.

Penasaran dengan sejarah lengkapnya, sekitar 150 orang yang diinisiasi Komunitas Tjimahi Heritage melakukan jelajah Rumah Sakit Dustira pada Minggu (15/9). Hadir pula Kepala Rumah Sakit Dustira saat ini, yakni Kolonel CKM Agus Rido Utama.

Setelah mendapat sambutan dari Kepala Rumah Sakit Dustira, para penjelajah yang didominasi anak-anak dan kalangan milenial itu mulai menelusuri beberapa sudut Rumah Sakit Dustira dan mendapat penjelasan seputar sejarahnya dari Ketua Komunitas Tjimahi Heritage, Mahmud Mubarok.

Salah satu area yang dikunjungi adalah monumen Kepala Rumah Sakit Dustira pertama, yakni Letkol Dokter Raden Kornel Singawinata. Menurut keterangan  http://keluargamac.blogspot.com, saat pertama kali diserahkan dari Belanda ke TNI, namanya bukanlah Rumah Sakit Dustira tapi Rumah Sakit Territorium III.

Mahmud mengungkapkan, Rumah Sakit Dustira merupakan salah satu garnisun bersejarah di Kota Cimahi. Jika melihat di pintu gerbang, rumah sakit itu dibangun tahun 1887.

”Tapi hasil riset kami agak mengejutkan, karena justru Rumah Sakit Dustira dibangun tahun 1897,” terangnya.

Bukti itu menurutnya cukup kuat, yakni berupa foto-foto zaman Belanda. Data itu dikuatkan dengan adanya surat kabar zaman Belanda yang menyebutkan bahwa persiapan pembangunan rumah sakit tersebut dilaksanakan sejak tahun 1896.

”Artinya kalau kemudian dibandingkan dengan 1887. Maka kita punya kesimpulan bahwa ini sebetulnya dibangun 1897,” bebernya.

Dulunya, lanjut Mahmud, lahan seluas 14 hektrare itu memang kosong yang memang dipersiapkan untuk kawasan garnisun di Kota Cimahi. Saat itu hanya ada Stasiun Cimahi beserta rel kereta api. Keberadaan Stasiun Cimahi pun memang untuk menunjang akses tentara zaman dulu dengan rumah sakit.

”Jadi ketika orang Belanda mulai tinggal di sini mereka membutuhkan fasilits kesehatan. Ketika mereka pulang perang, ada yang luka dibawanya ke sini,” jelas Mahmud.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan