DPRD Soroti Keberadaan Bank Keliling

NGAMPRAH– Anggota DPRD Kabupaten Bandung Barat (KBB) dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Wendi Sukmajaya menyoroti persoalan yang kerap di hadapi oleh masyarakat dalam menghadapi keberadaan bank keliling (rentenir).

Biasanya rentenir datang ke setiap kampung menawarkan pinjaman dengan bunga yang cukup tinggi kepada masyarakat kecil yang sedang terdesak kebutuhan ekonomi.

“Sering mendapatkan keluhan dari masyarakat mengenai bank keliling. Hal itu tentu tidak bisa dibiarkan dan harus ada komitmen antara RT, RW dan Pemerintah Desa, untuk mengatasinya. Apalagi masyarakat yang sedang terdesak kebutuhan, kemudian datang bank keliling menawarkan pinjaman, muda tergiur begitu saja,” kata Wendi di Ngamprah, kemarin (30/8).

Menurut Wendi, harus ada solusi agar masyarakat tidak mudah tergiur pinjaman melalui bank keliling. Salah satunya peran dari Pemerintah Daerah, melalui pemberdayaan masyarakat ekonomi kreatif.

“Itu yang menjadi salah satu janji politik saya kepada masyarakat, untuk menumbuhkan ekonomi kreatif mengatasi masalah bank keliling,” ujarnya.

Dirinya menuturkan, keberadaan bank keliling di satu sisi masih menjadi solusi terutama bagi kaum ibu-ibu di suatu daerah. Apalagi, syarat pinjaman di bank keliling itu sangat mudah. Pihak dari bank keliling hanya cukup mengetahui rumah calon peminjamnya.

“Kemudahan itulah yang membuat banyak ibu-ibu rumah tangga kepepet memilihnya. Selain gampang, pengembaliannya pun dicicil perhari. Misal nih yah, kalau kita pinjam Rp 400 ribu, pengembaliannya dicicil Rp 20 ribu perhari. Namun, Rp 20 ribu perhari itu dibayar selama 30 hari. Kalau ditotal, yang harus mereka bayar semula Rp 400 ribu jadi menggendut Rp 600,” terangnya.

Sebelumnya, beberapa waktu lalu Warga di Kp. Kebon Kelapa RW 02, Desa Tanimulya, Kec. Ngamprah, mengaku resah dengan adanya kelompok rentenir bermodus koperasi yang sering menawarkan berbagai pinjaman.

Ketua RW 02 Kampung Kebon Kelapa, Cecep Arifin mengatakan, banyaknya warga yang resah dengan datangnya kelompok rentenir tersebut, membuat pihaknya berencana melakukan penolakan dengan memasang spanduk di wilayahnya.

“Para rentenir ini sudah sangat meresahkan, sehingga warga di sini semua sepakat untuk memasang spanduk di setiap jalan masuk komplek, agar para rentenir itu tidak masuk wilayah kami,” ujar Cecep.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan