Direktorat PAI Siapkan Pendidikan Keagamaan

BANDUNG – Untuk memberikan pemahaman Islam moderat sekaligus upaya menangkal paham radikalisme yang terindikasi berkembang di sekolah, Kementerian Agama (Kemenag) melalui Direktorat Pendidikan Agama Islam (PAI) tengah menyiapkan program pendidikan keagamaan untuk satuan pendidikan di Indonesia.

”Berdasarkan beberapa penelitian, dunia pendidikan dinilai mulai terpapar (radikalisme, red). Meski tidak merata, namun harus ada tindakan konkret. Sudah lama kita menyiapkan petunjuk teknis pelaksanaan program ini untuk diterapkan sekolah,” ujar Direktur PAI Kemenag, Rahmat Mulyana dalam kunjungannya ke Kantor Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat (Jabar), Jalan Dr. Radjiman No. 6, Kota Bandung, baru-baru ini.

Rahmat menjelaskan, sudah ada beberapa program yang telah dirancang Kemenag dan siap diimplementasikan di satuan pendidikan. Salah satunya, penggunaan buku PAI di sekolah yang diterbitkan oleh Kemenag.

”Kita sudah siapkan 12 jilid buku, mulai dari kelas 1 SD hingga kelas XII untuk SMA, SMK, dan SLB. Ini sudah disusun dan sekarang tengah diuji publik. Tahun 2020 sudah mulai bisa digunakan,” tuturnya.

Dia menerangkan, ada materi yang diperbarui dari buku PAI terbitan sebelumnya, yakni memuat materi tentang modernisasi beragama yang rahmatan lil alamin dan moderat. Hal tersebut selaras dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2008 tentang Sistem Perbukuan Nasional.

”Kita upayakan materi pembelajaran yang aplikatif, tidak banyak menghafal, kecuali di satuan pendidikan dasar,” terangnya.

Selain pengembangan bahan ajar, pihaknya pun telah menyiapkan program pengembangan kompetensi bagi guru PAI agar bisa memberikan pemahaman Islam yang moderat, salah satunya melalui program Guru Modiis (moderat, inovatif, inspiratif, dan santun).

Dalam waktu dekat, tambahnya, Kemenag bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar melalui Disdik Jabar akan mengadakan kegiatan supercamp. Yakni, kegiatan kemah yang diikuti siswa Jabar jenjang SMA, SMK, dan SLB yang terdiri dari pengurus OSIS dan ekstrakurikuler keagamaan di sekolah, juga diikuti oleh guru dan kepala sekolah. Rencananya, kegiatan tersebut diadakan pada November 2019.

”Di sana kita akan memberi arahan tentang apa itu Islam moderat. Kita akan jelaskan agar tak ada pengertian yang keliru,” paparnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan