Dinding Lenon

Sebentar lagi genap dua bulan: demo di Hongkong itu. Masih belum menyamai tahun 2014 lalu: 70 hari. Tepatnya 78 hari.

Tapi nada-nadanya kali ini bisa mengejar rekor itu.

Demo Sabtu-Minggu kemarin masih seru. Yang demo masih di atas 100 ribu. Masih juga bentrok. Masih banyak gas air mata. Semprot merica. Dan granat foam.

Polisi kalah isu. Gas air matanya sempat mengarah ke rumah yang isinya orang tua. Jadi berita besar.

Polisi juga telat datang. Saat pendemo diserang preman. Kesannya polisi melakukan kolusi dengan preman. Itu menjadi isu besar lagi. Jadi topik di media sosial. Juga jadi bahan olok-olok. Sampai mobil polisi disemprot cat. Membentuk kalimat-kalimat ejekan. Bahwa polisi menggunakan preman untuk melawan pendemo.

Kejadian minggu lalu itu menjadi topik tambahan. Untuk demo Sabtu-Minggu kemarin.

Sudah begitu banyak yang ditahan. Tapi keberanian anak-anak muda Hongkong itu tidak surut. Demo Sabtu-Minggu kemarin itu misalnya: tidak mendapat ijin. Sangat jarang demo tidak diijinkan di Hongkong. Tetap saja demonya sangat besar.

Polisi sempat sangat khawatir. Hari itu demo akan berdarah-darah lagi. Apalagi lokasi demo yang dimintakan ijin itu di Yuan Long. Di dekat kampung para preman penyerang itu.

Kejadian penyerangan itu tak disangka.

Demo Minggu lalu itu sebenarnya sudah selesai. Sudah hampir jam 11 malam. Mayoritas pendemo sudah pulang. Tinggal beberapa ratus terakhir yang masih menuju stasiun MRT. Kereta bawah tanah. Tiba-tiba sekitar 100 orang berlari ke arah stasiun. Membawa alat-alat pemukul. Menyerang mereka yang menuju stasiun. Termasuk calon penumpang biasa. Seorang ibu hamil pun kena serangan.

Polisi baru tiba di lokasi sangat telat. Para preman itu sudah menyebar pergi. Menurut catatan waktu, polisi baru tiba 40 menit setelah laporan masuk.

Sebenarnya, kata polisi, petugas sudah tiba lebih awal. Tapi hanya dua orang. Harus menjaga keselamatan diri mereka lebih dulu.

Baik soal 40 menit itu, maupun dua orang yang harus menjaga diri itu, jadi olok-olok media sosial yang luar biasa.

Mereka tidak peduli yang sudah dilakukan petugas.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan