Dies Natalis 51, ISBI Gelar Pemutaran dan Restorasi Film

Terkait kerjasama, Suhendi mengaku, ISBI sudah melakukannya sejak lama, dan berharap dapat terus meningkatkan kerjasama.

”Kerjasama dengan pusbang film ini semoga terus berjalan, dan kita sebenarnya berfokus di film dokumenter, kita mau mengeksplorasi budaya lokal dalam bentuk perfilman. Tentu untuk mengingatkan dan memperkenalkan kepada masyarakat luas bagaimana budaya-budaya lokal kita,” bebernya.

Sementara itu, Panji Wibisono, Sub bidang pengarsipan Pusbang Film mengatakan, proses pengerjaan film Bintang Ketjil membutuhkan waktu 50 hari dan anggaran yang cukup besar.

”Umumnya pengerjaan restorasi film itu 180 hari, untuk Bintang Ketjil ini hanya 50 hari, dan memakan anggaran 1.5 M,” kata Panji.

Dia menuturkan, alasan pemilihan film Bintang Ketjil ini karena merupakan salah satu film anak, dimana saat ini film anak yang memiliki nilai-nilai sudah sangat kurang.

”Ini merupakan film anak yang terbaik juga pada masanya, sebenarnya ada film anak pertama yang dimiliki Indonesia yaitu Jendral Kancil namun materialnya tidak begitu lengkap, dan akhirnya kami setelah berdiskusi dengan para pakar dan terpilihlah film ini,” tuturnya.

Selain itu, lanjutnya, restorasi film ini bertujuan untuk menyelamatkan isi atau kontennya, juga konten yang dipilih berisi kearifan lokal.

”Berkaitan dengan budaya yang mencerminkan Indonesia, konon ini merupakan film anak kedua. Dan memang terbaik di masanya,” pungkasnya.(mg4/ziz)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan