Debit Air PDAM Masih Belum Normal

CIMAHI– Hujan yang mengguyur sejumlah lokasi di Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat (KBB) belum menyelesaikan permasalahan distribusi air dari Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Raharja Kabupaten Bandung.

Sebab, pasokan air baku dari Sungai Cijanggel yang berada di Situ Lembang belum pulih benar. Imbasnya, kapasitas produksi air di Perumda Tirta Raharja masih seperti saat musim kemarau yakni 60 liter per detik.

“Presentase airnya dari angka normal 180 liter perdetik, sekarang masih diangka 60 liter perdetik, efek kemarau sejak Juni 2019 masih terasa, turunnya hujan mungkin membantu, namun belum signifikan,” kata Humas Perumda Tirta Raharja, Sri Hartati saat ditemui di Jalan Kolonel Masturi, Kota Cimahi, Jumat (29/11).

Sampai saat ini, kata Sri, pihaknya belum bisa memastikan kapan penyaluran air kembali normal. Pasalnya, hal produksi air baku perusahaan air milik Pemkab Bandung itu tergantung pada kondisi alam dan cuaca.
“Tapi kita berupaya dengan melakukan rekayasa penyaluran air,” ucapnya.

Terkait pasokan air jelang Natal dan Tahun Baru, pihaknya pun saat ini melakukan pembersihan saluran. “Jangan sampai air tersumbat, mudah-mudahan bisa segera normal kembali,” terangnya.

Suhendar,57, salah seorang warga Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara mengatakan, sampai saat ini pasokan air bersih dari Perumda Tirta Raharja belum normal sehingga dia terpaksa
mengambil air dengan menggunakan galon dan jeriken dengan menggunakan sepeda motornya. “Harapannya sih air bisa kembali normal lagi,” tutur Suhendar.

Hal senada diungkapkan Alex,51, warga Haji Gofur, Ngamprah, KBB. Sejak tiga bulan yang lalu, air dari sambungan PDAM hanya mengalir kecil. Itu pun frekuensinya hanya beberapa kali dalam seminggu.

“Saya heran, kenapa sudah mulai sering hujan, tapi air masih jarang mengalir. Paling kalau mengalir hanya malam saja,” ujar Alex.

Untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, dia membawa beberapa jeriken yang dijejerkan di bak terbuka mobil pikapnya untuk mendapatkan air bersih, air itu dia dapatkan disambungan pipa yang disediakan Perumda.

Perjalanan sejauh sejauh 4,2 kilometer pun dia lakoni sejak tiga bulan terakhir. “Kalau di akhir pekan saya jarang ambil air, makanya distok agak banyak danri sekarang. Kalau akhir pekan, mobil dan motor juga antre, makanya suka lama,” tandasnya. (mg3/drx)

Tinggalkan Balasan