Cita-cita Meleset di Gedung Pencakar Langit

Pekerjaan akses tali di gedung bertingkat tak selalu ditekuni kaum adam. Merry Susilawati contohnya. Wanita berusia 38 tahun ini masih aktif sebagai pekerja yang menantang bahaya tersebut. Tidak terhitung, jumlah gedung pencakar langit di Jakarta yang sudah dia taklukkan.

KHANIF LUTFI TANGERANG

MERRY- demikian namanya dipanggil. Cita-cita awalnya adalah menjadi desainer busana. Ceritanya berawal saat dia memutuskan merantau dari Kota Payakumbuh, Sumatera Barat, ke Jakarta tahun 2000. Rencananya, dia ingin belajar menjadi perancang busana di salah satu rumah mode di Jakarta.

Namun, sayang obsesinya pupus di tengah jalan. Tak ada satupun, rumah mode yang mengiyakan lamaran kerjanya. Meski demikian, Merry bukan sosok yang mudah goyah, pekerjaan apapun dia tempuh.

”Saya hampir jadi pelayan toko mas,” katanya saat ditemui Fajar Indonesia Network di Kawasan Ciputat Timur, Kota Tangsel, Banten, kemarin (18/1).

Tak ingin harapanya pupus, Merry tetap mencari lamaran kerja yang lain. Hingga pada pertengahan 2008, dia mengikuti pelatihan bersama sebuah perusahaan perlengkapan outbound asal Perancis, Petzl. Dari kumpulan peserta pelatihan itu, hanya Merry dari kalangan perempuan.

Tak jadi soal, baginya problem gender bukan problem pelik. Setiap materi mengenai teknik memanjat (climbing), alat daki dan teori lainnya dilahapnya hingga tuntas. Pelatihan ini pun dilakukan juga simulasi.

Untuk menjadi pekerja profesional, Merry harus mengantongi sertifikat dari Assosiation Rope Access Indonesia (ARAI) dan sertifikat dari APKLINDO. Selain itu, Merry juga harus memiliki berbagai alat kerja cukup mahal. Harga satu set perlengkapan untuk satu teknisi bisa mencapai Rp 25 juta. Merry sendiri memakai perlengkapan dari brand keluaran Prancis dan Italia yang memiliki standar tinggi.

”Sebab, standarisasi alat juga penting dalam pekerjaan ini. Ini pekerjaan berisiko tinggi. Kurangnya kontrol terhadap alat sangat berpengaruh, potensi untuk kecelakaan lebih tinggi,” ujar dia.

Selain itu, syarat lainya adalah para pekerja akses tali harus mengetahui seluk-beluk pekerjaan pembersihan. Mulai dari material yang dibersihkan hingga bahan-bahan pembersih.

”Jadi tidak langsung membersihkan gedung tingkat, tapi membersihkan rumah berlantai dua atau tiga sejenis ruko dahulu,” terangnya.

Tinggalkan Balasan