BANDUNG– Nurman Fariekana Ramdany, Pemilik sekaligus penggagas inovasi produk industri kreatif sepatu dari kulit ceker ayam sudah mencapai omset hingga Rp 60 juta per bulan.
Nurman memiliki ide jika produk dengan menghasilkan dari kulit ceker ayam tak banyak orang yang mengerjakan, berbeda dengan produk dari kulit sapi. Dia menuturkan, untuk menghasilkan produk tersebut membutuhkan riset sampai 3 tahun untuk eksperimennya.
“Sampai dapet formula seperti sekarang ini tidak mudah prosesnya apalagi kulit ceker ayam, kalau kulit sapi sudah biasa namun dari segi ketahanan dijamin sudah melewati uji coba dan sebanding dengan produk sepatu kulit sapi,” kata pengusaha lulusan SMA yang sempat duduk di bangku kuliah dua semester di Widyatama jurusan akutansi saat dijumpai di Hotel Holiday Inn Pasteur baru- baru ini.
“Saya beri nama brand produk sepatu tersebut HIRKA, dalam bahasa turki yang artinya dicintai sehingga diharapkan konsumen dapat mencintai produk sepatu kulit ceker ayam,” tuturnya.
Nurman menjelaskan, latar belakang ayahnya yang sempat kuliah tentang perkulitan di Jogja dan menghasilkan berbagai penelitian kulit, dari mulai kulit bebek, kulit katak, kulit pari dan kulit berbagai macam unggas.
“Hanya saja ayah tidak dilanjut, Kemudian saya mulai mencoba membuat produk awalnya dari kanvas namun saya berpikir bahwa menciptakan suatu produk butuh inovasi baru,” paparnya.
“Kalau kanvas harus mainin dari segi harga dan itu sangat capek, kemudian saya kepikiran KFC, Mc. Donald mereka ceker ayamnya dikemanain sedangkan untuk konsumen mereka hanya pakai badannya aja,” ungkapnya.
Nurman menambahkan, alasan memakai kulit kaki bebek atau kulit kaki unggas lainnya terbilang sulit dicari sedangkan kulit ceker ayam akan mudah karena ayam setiap hari dikonsumsi dan terus diproduksi.
Harga yang dipatok, sebut dia, untuk satu pasang sepatu perempuan kisaran Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta. Sedangkan untuk sepatu laki-laki kisaran Rp 1 juta ke atas.