Cibiru Diklaim Menjadi Wilayah Kaya Seni Budaya

BANDUNG– Jika warga Bandung bertanya, wi­layah mana di Kota Bandung yang memiliki kekayaan seni budaya pa­ling tinggi, Cibiru bisa jadi salah satu jawabannya. Bagaimana tidak, di keca­matan paling timur di Kota Bandung ini terdapat 63 komunitas seni budaya berbasis masyarakat.

Komunitas tersebut ak­tif berkesenian secara mandiri. Beberapa di an­taranya bahkan telah hidup dari generasi ke generasi.

Kelompok seni yang ba­nyak tumbuh antara lain kesenian seperti reak, benjang, silat, dan kuda lumping.

Camat Cibiru, Didin Dikay­uana mengemukakan, setiap akhir pekan wilayahnya tak pernah sepi dari gelaran seni. Ada saja pertunjukan yang digelar masyarakat. Mulai dari pagelaran seni mandiri hingga helaran khitanan.

“Orang untuk dikhitan saja anak-anak kebanyakan ingin ‘nanggap’ reak dan kuda lumping,” ungkap Di­din dalam Bandung Men­jawab di Media Lounge Balai Kota Bandung, Selasa (14/5/2019).

Setiap Sabtu dan Minggu, para pelaku seni itu sering menggelar latihan di rumah-rumah. Kebanyakan dari me­reka belum memiliki sanggar yang representatif. Mereka berlatih di halaman rumah atau lapangan setempat.

Banyak pula dari mereka yang telah memiliki alat mu­sik yang sudah turun-temu­run lewat warisan. Alat mu­sik itulah yang menjadikan kesenian itu tetap hidup.

“Saat ini yang butuh adalah ekspos kepada wisatawan bahwa di kita banyak sekali kesenian yang bisa dinik­mati,” katanya.

Selain kaya seni budaya, Kecamatan Cibiru punya berbagai cara untuk menga­tasi persoalan sampah. Selain bekerja sama dengan PD Kebersihan untuk pengang­kutan sampah, beberapa RW memilih untuk mengolahnya dengan biodigester.

Didin mengungkapkan, ada 3 buah biodigester di wilay­ahnya untuk mengelola sam­pah. Tiap biodigester diguna­kan oleh 3-4 RW.

“Belum banyak, karena perlu lahan agak luas dan berada di pemukiman,” ung­kap Didin.

Selain biodigester, beberapa RW juga membudidayakan maggot, jenis belatung kaya protein yang mampu mema­kan sampah organik. Sela­njutnya, Maggot menjadi pakan ikan atau burung. “Be­latungnya bisa dijual untuk pakan ikan, burung, dan ayam. Nilai gizinya bagus,” beber Didin.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan