Candil dan Kolecer Diganjar Penghargaan Perpusnas

Menurut Emil, tantangan terbesar yang dihadapi yaitu faktor kemalasan masyarakat. ”Kemalasan saja, orang Indonesia masih menurut indeksnya kurang baik, lebih suka membaca hal-hal pendek, konsumsi digitalnya empat jam per hari. Kita ingin geser supaya menjadi bangsa pembaca supaya mudah menjadi pintar dan tidak mudah dibohongi, dan tentunya menjadikan kita bangsa yang melompat melalui pemikiran-pemikiran yang hadirnya lewat buku,” paparnya.

Emil berpesan agar masyarakat mau mulai membiasakan diri dengan literasi dengan menulis. Tidak takut gagal.

”Kita kalah dengan orang Jepang dengan 10 kali lipat produksinya. Padahal jumlah penduduknya lebih sedikit, karena di Jepang nulis buku yang mana saja yang mungkin menurut kita tidak penting tapi di sana dibuat,” tuturnya.

”Oleh karena itu kita mulai dari hal mudah, mulai aja dulu dan dalam perjalanannya ada perbaikan perbaikan yang menyempurnakan skill menulisnya,” sambungnya.

Maka itu, Emil mengajak ibu rumah tangga sebagai sosok pendidik anak-anak di rumah untuk mencanangkan budaya literasi. Baik memperkenalkan budaya membaca maupun menulis. Hal itu dilakukan agar anak-anak gemar membaca dan menulis.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Jawa Barat Riadi SKM menuturkan, Book Park 2019 merupakan bagian dari upaya Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Jawa Barat menghadirkan perpustakaan di tengah masyarakat.

”Bahwa perpustakaan harus hadir di tengah masyarakat. Event ini juga untuk memperkenalkan dan membangun minat baca masyarakat,” kata Riadi.

Dia menegaskan, perkembangan literasi di Jawa Barat sudah berkembang dengan baik. Bahkan, sudah mendapatkan apresiasi dari Perpusatakaan Nasional.

”Kemarin pak gubernur baru saja menerima penghargaan dari perpusnas, terkait inovasi Kolecer. Dan juga, di perpus buku sudah komplit sesuai standar nasional, kita sudah diakreditasi oleh pusat. Banyak provinsi lain yang mencontoh Jawa Barat. Dan inovasi lain yang akan kita hadirkan adalah bedah buku di perpustakaan,” ujarnya.

Riadi berharap dengan adanya kegiatan Book Park di tengah pusat perbelanjaan ini membuat masyarakat tertarik untuk membaca.

Sementara itu, Bunda Literasi Jabar Atalia Praratya Kamil menyatakan dukungannya terhadap kegiatan literasi, seperti Book Park 2019. Menurut dia, pihaknya pun gencar menyebarkan virus literasi ke 27 kabupaten/kota se-Jabar via Siaran Keliling (Sarling).  ”Kami mengupayakan masyarakat lebih dekat lagi dengan buku,” kata Atalia.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan