Buru Teroris ke Cianjur

Ahmad mengaku sudah menyampaikan perubahan sikap dan perilaku dari DS, termasuk pertanyaan dari masyarakat soal gerakan dan bacaan ibadah yang sedikit berbeda. Namun ayah dari terduga teroris itupun mengaku sudah sulit untuk membina anaknya tersebut. “Jadinya malah memasrahkan lagi ke saya,” kata dia.

Dia pun sudah tidak lagi berkomunikasi dengan DS setelah mengontrak di Kampung Cibodas Desa Gunungsari. “Kalau sewaktu disini masih sering mengingatkan untuk tidak terpengaruh paham pahala radikal. Tapi setelah pindah sudah tidak komunikasi lagi. Dan tadi pagi dapat info sudah diamankan oleh Densus 88,” ungkapnya.

Terpisah, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukan) Mahfud Md mengatakan aksi bom bunuh diri itu merupakan salah satu bentuk aksi dari paham radikal di tengah masyarakat.

Menurutnya radikal memiliki tiga tingkatan yakni pertama menganggap orang lain musuh, kedua melakukan pengeboman teror, lalu ketiga adu wacana tentang ideologi.

“Ini sekarang sudah masuk yang kedua, yakni teror. Jihadis namanya kalo dalam bahasa yang populer,” kata Mahfud.

Mahfud Md mengatakan selama ini pemerintah sudah terus melakukan upaya preventif atau pencegahan dalam menekan jumlah korban akibat paham radikalisme.

“Coba kalau nunggu korban jatuh, mungkin sudah banyak peristiwa terjadi,” kata Mahfud.

Sementara Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshidiqie mengimbau agar masyarakat menggunakan cara yang tertib untuk menyalurkan aspirasi bukan dengan kekerasan atau bom bunuh diri.

“Saya mengajak semua warga masyarakat, terutama para tokoh masyarakat, para muballigh dan ulama yang akrab bergaul di masyarakat untuk saling mengingatkan penting menyalurkan aspirasi dan kebiasaan menyelesaikan masalah tanpa kekerasan dan mencegah segala potensi tindak penyelesaian masalah melalui jalan pintas, apalagi dengan bom bunuh diri yang mencelakakan diri sendiri dan orang lain yang tidak berdosa,” kata Jimly.

Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan Rabbial Muslim Nasution (RMN), pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, diduga berstatus pelajar atau mahasiswa. Pelaku yang berusia 24 tahun itu melakukan aksi sendirian alias lone wolf.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan