Buah Sembrono

Saya pun memetik satu bu­tir dari tangkainya. Ups… Semanis anggur candy. War­na apa saja sama manisnya: hijau, kuning, coklat, hitam dan bersaput pink. Ukuran besar kecil tidak ada bedanya. Bundar atau lonjong sama menariknya.

Anggur seperti tidak ada harganya. Kami pun selalu membelinya –berkilo-kilo. Di dalam mobil selalu ada ang­gur berkresek-kresek.

Yang juga banyak adalah buah delima. Yang kalau di Indonesia hanya dapat dibeli di toko buah yang amat khusus.

Di Xinjiang buah delima dionggokkan di bawah tiang listrik!

Rupanya anggur berlebihan di Xinjiang. Sampai kismis anggur kering ada di mana-mana. Kismisnya besar-besar pula.

Kwaci pun kini sudah be­raneka rasa. Terutama kwaci yang dari biji bunga mata­hari.

Begitu luas kebun bunga matahari. Di mana-mana. Kami tidak sempat melihat saat bunga itu masih mekar. Kami tinggal melihat batang-batang tersisanya.

Kwaci rasa keju, rasa coklat rasa karamel. Semua rasa sudah meluas. Menggeser kwaci rasa original.

Saya jatuh cinta pada buah Xinjiang. Di musim terbaiknya.(Dahlan Iskan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan