Blue Girl

Jadilah.

Wanita diberi jatah kursi 4.000. Di tribun yang terpisah dari laki-laki. Momentum pertama ya Selasa lalu itu. Saat lawan Kamboja itu.

Ke depan bisa jadi jatah itu bertambah. Toh di Stadion Azadi Teheran masih terlihat banyak kursi kosong.

Stadion Azadi memang sangat besar. Kapasitasnya 80.000 penonton. Terbesar No. 28 di dunia.

Ia masih kalah dari stadion Gelora Bung Karno Jakarta. Sampai sekarang yang terbesar di dunia masih tetap stadion Pyongyang –Korea Utara: 120 ribu penonton.

Stadion Azadi sendiri dibangun oleh Shah Reza Pahlevi. Untuk Asian Games tahun 1974.

Juga diinginkan untuk Olimpiade setelah itu. Tapi politik mulai panas di Iran. Sejak tahun 1973. Akhirnya Olimpiade tahun itu –Anda tentu masih ingat– dilangsungkan di Los Angeles, Amerika Serikat.

Pemerintah Iran memang mendapat tekanan lebih besar. Tidak hanya dari dalam negeri. Juga dari dunia sepak bola internasional.

Terutama sejak tragedi awal bulan lalu.

Hari itu seorang gadis membakar diri di depan pengadilan. Dengan menyiramkan minyak ke tubuhnyi. Dan menyalakan api. Kulitnyi terbakar parah –mencapai 90 persen tubuhnyi.

Seminggu kemudian gadis itu meninggal dunia.

Gempar.

Namanya: Sahar Khodayari.

Umur: 20 tahun (Lahir 2 September 2000).

Sejak saat itu dia mendapat julukan Blue Girl. Si Gadis Biru.

Julukan itu sesuai dengan baju yang selalu dikenakannyi: kostum sepak bola berwarna biru. Itulah kostum klub sepak bola pujaannyi.

Nama klub itu: Esteghlal.

Hari itu Esteghlal lagi melawan klub elit dari Abu Dhabi: Al Ain.

Si Blue Girl harus nonton.

Apalagi saat away ke kandang Abu Dhabi, Esteghlal menang 1-2.

Hati Blue Girl sangat kemrungsung. Betapa seru kalau pertandingan itu di kandang sendiri. Dia harus nonton. Bagaimana pun caranyi.

Tapi peraturan di Iran benar-bemar tidak membolehkan wanita nonton sepak bola. Sahar tidak kekurangan akal.

Nekad.

Sahar mengenakan pakaian laki-laki. Menyamar.

Ketika masuk stadion Sahar ketahuan. Penyamarannyi kurang sempurna.

Ditangkap.

Ditahan.

Tiga hari kemudian Sahar dilepas. Menjadi tahanan luar. Menunggu sidang pengadilan.

Di hari pertama pengadilan itulah Sahar mendengarkan tuduhan jaksa: dianggap melanggar UU larangan menonton bola bagi wanita.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan