Biaya Buang Sampah Diperkirakan Bengkak

CIMAHI– Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi selama ini, harus menyiapkan anggaran sebesar Rp 4,45 miliar per tahun untuk pembuangan sampah ke Tempat Pembu­angan Akhir (TPA) Sarimuk­ti Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Namun, dengan akan sele­sainya kontrak antara Pemerin­tah dengan TPA Sarimukti, maka Pemkot Cimahi dihadap­kan dengan membengkaknya biaya, jika pembuangan sam­pah akan dipindahkan ke TPA Legok Nangka, Nagreg Kabu­paten Bandung pada 2020 mendatang.

Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Djani Ahmad Nurjani men­gungkapkan, pihaknya akan ikut mengelolaan sampah regional di TPPAS Legok Nangka, Kabupaten Bandung.

Menurutnya, Cimahi ikut dalam program Pemprov Ja­bar untuk mengangkut ke Legok Nangka karena kita tidak punya TPA sendiri.

Djani menyebutkan, esti­masi biaya pembuangan sam­pah ke TPA Legok Nangka, setidaknya harus mengulu­arkan anggaran Rp 25 miliar pertahun. Sehingga akan menaikan beban kas daerah.

”Jika dilihat dari nilai tip­ping fee yang diprediksi berkisar Rp 300 ribu sampai Rp 400 ribu perton. Jelas akan menaikkan beban kas daerah soal biaya angkut lumayan,” ujarnya.

Djani menjelaskan, selama ini biaya tipping fee sekitar Rp 400 juta perbulan. Se­dangkan, untuk operasional kendaraan, jarak ke Legok Nangka sekitar 60 km, se­hingga total keseluruhan biaya pengangkutan sampah ke TPPAS Legok nangka bisa 5 kali lipat.

Selain itu, pihaknya akan mengalami kesulitan terhadap aturan Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang menetapkan target pengangkutan sampah Kota Cimahi ke TPPS Legok Nangka harus 150 ton per­hari, sedangkan produksi sampahnya rata-rata 200-220 ton sampah perhari.

”Dilema juga, kalau angkut terlalu banyak biayanya ting­gi tapi kalau diangkut target minimal khawatir terjadi pe­numpukan sampah,” bebernya.

Permasalahan yang dihada­pi pemerintah selain potensi pembengkakan biaya peng­angkutan sampah, yakni ter­batasnya TPS yang ada di Cimahi. Untuk itu, pihaknya meminta masyarakat agar bisa mengurangi penggunaan plastik dan juga bisa meman­faatkan sampah yang ada.

”Hanya saja sampah yang dibuang juga tak tertampung di TPS, karena jumlahnya terbatas. Jadi banyak menum­puk di jalan. Kalau tidak ma­syarakat akan buang ke sung­ai,” ucapnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan