Bertani harus Berwawasan Lingkungan

SOREANG – Bupati Bandung Dadang M. Naser wacananya akan melahirkan peraturan bupati (perbup) tentang pola tanam. Ia menilai, perbup tersebut perlu dikeluarkan menyusul kejadian banjir bandang di Desa Cibeureum Kertasari.

”Kami akan lahirkan perbup tentang pola tanam. Buat yang menanam di lahan PT. Perhutani dan PTPN tanpa sabuk gunung atau menanam tanpa berwawasan lingkungan, akan kita cabut hak garapnya melalui perbup tersebut,” Kata Dadang usai menghadiri acara Peresmian Polresta Bandung di Soreang, Senin (9/12).

Menurut Dadang, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan satuan tugas (satgas) Citarum Harum dan musyawarah pimpinan kecamatan (muspika), untuk menyosialisasikan pola tanam yang baik kepada masyarakat petani.

”Terutama kepada mereka yang menggarap lahan di ketinggian, baik di wilayah utara maupun selatan Kabupaten Bandung. Bersama satgas kita terus sosialisasikan secara utuh, memang untuk sabuk gunung ada biaya tambahan, tapi itulah kearifan bertani dengan wawasan lingkungan,” tuturnya.

Bencana yang terjadi pada hari Jum’at (6/12) lalu, menurutnya, jelas karena kesalahan pola tanam. Banyak ia temukan lahan di kemiringan, tidak memiliki sabuk gunung. ”Bukan hanya bikin sabuk gunung, tapi juga harus ada tanamannya. Misalnya kaliandra, rumput gajah, odot, kopi dan tanaman keras lainnya. Saya mengerti, petani sayur menebang pohon yang tinggi karena takut kekurangan cahaya matahari untuk tanamannya. Makanya tanaman kerasnya bisa dipendekkan, kopi bisa dibonsai hingga tingginya hanya 1-2 meter,” terangnya.

Ditemui ditempat terpisah, Asisten Perekonomian dan Kesejahteraan (Ekjah) Kabupaten Bandung Marlan mengatakan, mulai tahun 2020 akan ada penegakan hukum secara terkoordinasi antara pemerintah daerah, aparat hukum, kejaksaan maupun TNI/Polri, terhadap kondisi lahan di Kawasan Bandung Utara (KBU) yang saat ini sangat kritis.

Hal itu disampaikan Marlan saat menghadiri acara Gerakan Nasional Pemulihan DAS 2019 di Desa Cimenyan Kecamatan Cimenyan. Kegiatan tersebut, ungkap dia, dilakukan dalam rangka mendukung Program Citarum Harum, terutama untuk menghijaukan kembali lahan-lahan kritis di Jawa Barat (Jabar). ”Dalam kegiatan ini juga diluncurkan aplikasi e-tanam, untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam menanam pohon,” akunya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan