Alih Fungsi Lahan Pengaruhi Minimnya RTH di Cimahi

CIMAHI – Kota Cimahi hanya memiliki Ruang Terbuka Hijau (RTH) sekitar 11,15 persen dari luas wilayahnya yang mencapai 40,25 kilometer persegi. Padahal jika mengacu pada Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Perencanaan Tata Ruang Wilayah Kota, seharusnya Cimahi memiliki RTH seluas 30 persen.

Kepala Berdasarkan data Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Cimahi, Huzein Racmhadi mengakui, memang saat ini RTH di Kota Cimahi masih minim. Bahkan, jauh dari yang disyaratkan dalam undang-undang.

”Persentase RTH di Cimahi masih jauh dari ketentuan seharusnya kota/kabupaten memiliki luas minimal RTH 30 persen. Rinciannya, 20 persen RTH publik dan 10 persen RTH privat,” kata Huzein, di Komplek Perkantoran Pemkot Cimahi, Jalan Demang Hardjakusuma, Selasa (19/2).

Menurutnya, saat ini RTH yang tersisa kebanyakan berada di wilayah Cipageran dan Citeureup, Kecamatan Cimahi Utara. Kemudian di sepanjang aliran sungai dari wilayah Utara, Tengah hingga Selatan Kota Cimahi.

”Minimnya RTH terjadi sejak 2001 atau sejak Cimahi jadi kota administratif. Wilayah Kota Cimahi lebih didominasi oleh hunian, area militer, perkantoran dan area waralaba,” ujarnya.

Dijelaskannya, minimnya RTH juga terjadi karena adanya alih fungsi lahan yang banyak dilakukan masyarakat. Terlebih saat ini, adanya pembebasan lahan untuk proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung juga sangat berpengaruh dan yang paling menonjol adalah pembangunan perumahan di Kampung Adat Cireundeu.

Pasalnya, pembangunan itu harus menggerus lahan sekitar 6,3 hektare di Gunung Gajah Langu. Lahan yang tadinya hijau oleh pepohonan sekarang sudah gundul.

”Terbaru, lahan di Jalan Aruman juga ada yang bakal beralihfungsi menjadi gedung Mall Pelayanan Publik (MPP). Jadi selain alih fungsi yang menjadi kendala untuk penambahan RTH, luas lahan Cimahi juga terbatas,” jelasnya.

Namun demikian, lanjut Huzein, masih ada yang bisa dilakukan untuk menambah RTH di Cimahi yaitu dengan membangun taman konservasi, yang terdapat pohon-pohon. Opsi lainnya adalah pembebasan lahan, lalu dijadikan RTH.

”Ditahun ini, kami menargetkan menambah RTH dari 11,15 persen menjadi 11,84 persen. Kita akan mencoba mengembangkan taman-taman yang ada untuk dioptimalkan lagi,” tandasnya. (ziz)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan