Aliansi Buruh Jabar Ajukan Tiga Tuntutan

BANDUNG – Ribuan buruh yang tergabung dalam Aliansi Buruh Jabar menggelar unjuk rasa di halaman Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Rabu (2/10). Ujuk rasa tersebut untuk mengajukan tiga tuntutan.

Ribuan buruh mulai berdatangan ke Gedung Sate sekitar pukul 11.30 WIB, datang dengan membawa sejumlah poster dan spanduk bertuliskan tuntutan para buruh. Sejumlah aspirasi mereka suarakan di antaranya menolak RUU No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, menolak kenaikan iuran BPJS Kesehatan, dan menagih revisi PP. No. 78 tahun 2015.

“Gabungan Aliansi buruh Jabar menuntut kepada Gubernur untuk melakukan reformasi tentang upah minimum yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan pekerja atau buruh,” kata Koordinator Aliansi Buruh Jabar Ajat Sudrajat saat berorasi.

Tidak hanya itu, pedemo mendesak agar Gubernur Jabar meningkatkan perlindungan tenaga kerja dan membuat peraturan dalam bidang ketenagakerjaan dengan melibatkan berbagai pihak. Pasalnya, Ajat menilai Perda yang saat ini ada tidak lebih baik ketimbang Undang-Undang yang ada sebelumnya.

“Kami juga mengingatkan kepada Gubernur Jabar agar konsisten terhadap realisasi program Buruh Juara Lahir dan Batin. Jangan sampai hanya jadi jargon semata,” ucap Ajat.

Saat perwakilan 11 buruh yang berasal dari FSPMI, SBSI 92, GARTEKS KSBSI, FSPM, KSPN, GOBSI, KSN, SP KEP KSPI, GASPERMINDO, PPMI beraudiensi dengan Pemprov Jabar yang diwakili oleh Kadisnakertrans Prov. Jabar dan staf dari Kesbangpol, maka massa yang berada diluar Gedung audiensi, justru sedang berinteraksi dengan para Polwan yang bertugas memberikan pelayanan kepada para pengunjuk rasa.

Ditengah-tengah orasi para orator, tampak para Polwan Polrestabes Bandung membagi-bagikan air minum, permen bahkan bunga kepada para buruh yang sedang berdemo dan pelayanan yang diberikan oleh srikandi Polda jabar ini disambut dengan hangat dan baik oleh para buruh ditengah-tengah teriknya matahari.

Suasana unjuk rasa kali ini benar-benar berbeda dengan unras yang terjadi pada hari-hari sebelumnya. Penuh persaudaraan, tanpa adanya kata-kata cacimaki dan lain sebagainya. Unjuk rasa buruh kali ini, digelar dengan sejuk, sopan dan penuh persaudaraan, dan yang pasti Unras yang digelar dalam suasana yang penuh persaudaraan ini tidak akan mengurangi kualitas pendapat yang sedang dan akan diperjuangkan oleh kaum buruh tersebut sehingga aksi buruh tersebut berjalan dengan kondusif. (mg1/yan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan