5.000 Aktivis Bakal Menginap di KPU RI

JAKARTA– Puluhan aktivis yang tergabung dalam Rem­bug Nasional Aktivis 98 (RNA 98) mendatangi Intelkam Polda Metro Jaya, Rabu (15/5). Kedatangannya untuk meny­ampaikan surat permohonan perizinan terkait rencana aksi 21 Mei Kawal KPU.

Salah satu aktivis RNA 98, Sayed Junaidi Rizal di menga­takan, sebanyak 5.000 aktivis yang berasal dari berbagai daerah direncanakan akan menginap di Kantor KPU RI untuk mengawal jalanya ha­sil penghitungan suara Pe­milu 2019 pada Rabu (22/5).

“Hari ini kami datang ke Polda Metro Jaya tujuan kita pertama mengajukan ijin ke­ramaian untuk menginap di KPU dalam rangka mengawal hasil penghitungan suara di KPU RI agar perhitungan maksimal dan tidak tergang­gu oleh orang yang tidak menginginkan perhitungan itu tidak terjadi,” terangnya.

Dia menegaskan, RNA 98 tidak menutup diri jika ada jaringan mahasiswa dan kam­pus jika ingin bergabung da­lam aksi di KPU.”ya kita open ya mahasiswa, unsur masy­arakat tentu berkoordinasi dengan perngkat aksi kita. karna dukungan yang kita berikan ke KPU ini bukan berarti kita memihak salah satu pihak,” ujarnya.

“Karena KPU, kita anggap panitia dari pada acara de­mokrasi ini. apapun hasil ya kita hargai dari panitia Untuk itu kami selaku bangsa ber­kewajiban menjaga itu,” tam­bahnya.

Disinggung soal apakah aksi ini menanggapi aksi pe­ople power, Sayed Junaidi Rizaldi mengatakan jika itu persoalan opini berkembang. “Namun jika dianggap mengantisipasi ya kita gak ada masalah. Karena hari inipun sampai hari ini dalam ming­gu minggu ini kawan kawan 98 sudah mengeluarkan per­nyaataan dari 98 adalah people poweer kalaupun pada akhir­nya kita berhadapan ya kita akan berhadapan,” tegasnya.

Menurutnya, hingga kini RNA 98 kerap melakukan aksi-aksi di jalanan menyo­roti problem Negara. Meski telah berusia 40 tahun ke atas, tujuan reformasi yang digaung­kan para aktivis ini 21 tahun lalu masih belum selesai.

Musuhnya masih musuh lama dan kami masih ada. 21 tahun yang lalu mereka masih ada hingga sekarang, tabiat­nya pun tidak berubah. Dulu kami mahasiswa sekarang sudah profesional. Jangan mereka merasa milik negeri ini gitu,” tegasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan