VAR ‘Memakan’ Korban Di Jerman

COLOGNE – Diantara Lima liga elit Eropa, Jerman dan Italia merupakan dua negara paling duluan mengaplikasikan teknologi Video Assistant Referee (VAR) musim 2017-2018 ini. Bahkan di Bundesliga, VAR sudah ‘memakan’ korban.

Seperti diberitakan Fox Sports kemarin (9/1) per November lalu posisi chief VAR Bundesliga pun mengalami pergantian. Dari Hellmut Krug kepada Lutz Michael Froehlich.

Pelengseran Krug ini pun tuduhannya pun tak main-main. Menurut banyak pihak Krug menerima sogokan sehingga membuat klub tertentu mengalami keuntungan.

Nah, Krug dituduh memberikan keuntungan kepada Schalke 04 sebagai klub yang digemarinya. Salah satu ‘bisikan’ yang diberikan Krug kepada wasit Markus Schmidt ketika memimpin laga Schalke 04 versus Wolfsburg (28/10) lalu adalah memberikan penalti kepada Schalke 04.

Detilnya pada menit ke-42 bek kanan Schalke 04 Thilo Kehrer melaju ke kotak penalti dan oleh gelandang bertahan Wolfsburg Josuha Guilavogui laju Kehrer dihentikan tanpa adanya kontak keras. Kehrer pun terjatuh di area penalti.

Wasit Schmidt pun mengontak ‘kantor pusat’ VAR di Cologne soal insiden itu. Tak seberapa lama kemudian wasit 44 tahun itu menunjuk titik putih sebagai ganjaran buat pelanggaran Guilavogui itu.

”Saya percaya kalau kami menaruh orang yang salah di Cologne,” kata Direktur Olahraga Augsburg Stefan Reuter kepada Bild soal kasus penalti Schalke 04 itu. Meski Krug menyangkal dugaan suap serta keberpihakan pribadi kepada Schalke 04, toh Federasi Sepak Bola Jerman (DFB) melucuti posisi Krug itu.

Tak mau nasibnya seperti pendahulunya di posisi chief VAR, maka Froehlich yang merupakan mantan wasit Bundesliga itu menjanjikan transparansi. Meski demikian beberapa pelatih masih menyangsikan obyektifitas dari pemakaian VAR tersebut.

Der trainer Bayern Muenchen Jupp Heynckes mengatakan VAR seharusnya hanya digunakan untuk kondisi yang krusial. Artinya posisi pandangan mata wasit benar-benar tak menjangkau satu insiden.

”Saya pikir kita tak seharusnya memotong (kewenangan) wasit terlalu banyak. Hanya pada kondisi serius sebaiknya (rekaman bukti) video satu kejadian dikonsultasikan,” ucap Heynckes.

Alasan pelatih yang membawa Bayern meraih treble winners itu masuk akal. Pemakaian VAR kalau dihitung menginterupsi laga sampai sekitar empat menit.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan