Sulap Toilet Jadi Kamar Bercinta

Di Lapas Sukamiskin, Andri selain ditunjuk sebagai Tam­pingnya Fahmi Darmawansah, dia juga rupanya ditunjuk se­bagai koordinator untuk mer­enovasi kamar atau sel nara­pidana, dan itu diketahui oleh pihak lapas, yakni Kepala Pengamanan Lapas Sukamisk­in (KPLP) Selamet Widodo.

”Semua renovasu lewat saya, atau satu pintu dan itu dike­tahui Pak Selamet (KPLP),” ujarnya.

Seperti saat merenovasi ka­mar milik terpidana korupsi kasus suap perizinan di Sub­ang, Asep Santika. Andri membanderol Rp 100 juta, renovasi dilakukan mulai dari penembokan, pema­sangan keramik hingga flapon.

”Rp 100 juta itu, Rp 35 juta modal awal, kemudian Rp 25 juta untuk Pak Selamet, dan keuntungan saya Rp 40 juta,” katanya saat ditanya hakim anggota Marsidin Nawawi soal kisaran Rp 100 juta.

Begitupula saat ditanya pe­kerjanya dari mana, Andri mengaku tidak kesulitan ka­rena sudah diketahui petugas lapas, pekerjanya mengambil dari luar dan dari warga bi­naan.

Pengerjaan renovasi kamar juga dilakukan Andri atas perintah Fahmi. Beberapa kamar kosong di Lapas Suka­miskin direnovasi olehnya atas perintah Fahmi. Jika ka­mar sudah selesai kemudian dijual ke napi tipikor yang baru masuk ke Lapas Sukamiskin.

Majelis pun kemudian me­nanyakan soal kebenaran adanya kamar bercinta yang dibangun Fahmi, Andri menga­ku kamar tersebut di blok tempat tinggal Fahmi disebut gudang. Asalnya itu WC, ke­mudian direnovasi menjadi kamar dengan disediakan spring bed.

”Betul buat Fahmi dan istri­nya (Inneke). Disewakan ke orang lain (warga binaan) yang satu blok,” ujarnya.

”Siapa saja narapidana yang makai. Berapa sewanya, apa­kah sekali pakai, saberesna (sampai selesai) atau apa istilahnya itu short time,” tanya majelis.

Andri mengaku mereka yang sudah memakai gudang untuk bercinta di antaranya, Uci Sanusi, Suparman dan Umar. Biasanya sekali pakai, Rp 650 ribu. (ziz/ign)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan