Sriwijaya Dihadapkan Persoalan Finansial

PALEMBANG-Sudah jatuh tertimpa tangga. Mungkin peribahasa itu pantas untuk Sriwijaya FC. Di tengah kisruh intern akibat finansial yang berujung hengkangnya 8 pemain ditambah jajaran pelatih, Laskar Wong Kito (julukan Sriwijaya FC) harus terdepak dari Palembang saat menjalani pertandingan home.

Seperti saat jamu Borneo FC, Minggu (29/7), Yu Hyun Koo dkk harus mengungsi ke Stadion H Agus Salim, Padang. Lantaran Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring dan Stadion Bumi Sriwijaya steril tak boleh dipakai hingga perhelatan Asian Games 2018 selesai.

Atas pemindahan tersebut, Sriwijaya FC harus menggelontorkan dana sekitar Rp 400 juta. Rinciannya, Rp 150 juta untuk biaya pelaksanaan pertandingan. Mulai dari sewa stadion, kepanitiaan dan lainnya. Sisanya untuk biaya transportasi dan akomodasi pemain dan lainnya. “Jadi total anggaran yang harus dikeluarkan sekitar Rp 400 juta,” kata Sekretaris PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM), Faisal Mursyid, kemarin (27/7).

Sementara, jika bermain di Palembang, lanjut Faisal hanya butuh dana sekitar Rp 100 juta sekali pertandingan. Itupun masih mendapat dana tambahan dari penjualan tiket.

“Di sana (Padang Red) kami juga cetak tiket. Tapi, hanya sekitar 2.000 tiket. Kami belum tahu antusias masyarakat Padang terhadap Sriwijaya FC. Kalau lawan Semen Padang mungkin tiket banyak laku. Tapi ini bukan,” imbuhnya.

Setelah bermain di Padang, Sriwijaya FC akan langsung bertolak ke Bandung untuk melawan Persib Bandung, Sabtu (4/8) nanti. Itu dilakukan lantaran recovery pemain sangat mepet.

Mulai dari lawan Mitra Kukar (18/7), kemudian dilanjutkan menjamu Arema FC (21/7) dan melawan PS Bangka Selection (25/7). Serta jamu Borneo FC (29/7).

“Kemarin (Kamis, 26/7) baru pulang ke Palembang. Besok (hari ini Red) pemain bertolak ke Padang. Sengaja istirahat satu hari di Palembang recovery,” tukasnya. (gsm)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan