SPG Institute Perkuat Guru Milenial

Hanya saja, dia merasa khawatir. Lulusan SPG yang saat ini masih eksis, ditempa mulai dari sejak sekolah setingkat SMA, dilanjutkan hingga perguruan tinggi dan pascasarjana. Secara keilmuan, lulusan SPG yang saat ini berkiprah kualitasnya tidak diragukan lagi. Namun, usia keaktifan mereka bertugas diperkirakan habis tiga tahun lagi.

”Lulusan SPG ditempa dari jenjang yang lama menjadi tenaga pendidik yang profesional. Dan akan dilanjutkan oleh generasi yang lahir dari tempaan yang pendek. Ini kekhawatiran saya. Oleh karena itu pemikiran, ide, dan kreaktivitas SPG Institute sangat diharapkan,” pungkasnya.

Sementara itu, Penasehat SPG Institute yang juga merupakan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pangandaran Surman menjelaskan, lulusan SPG yang ada di Pangandaran aktif kepada perpustakaan digital di semua sekolah. Pemkab menganggarkan dana sebesar Rp 700 juta untuk pengembangannya.

Keberadaan SPG Institute telah membawa dampak positif bagi para guru di Pangandaran. Seperti halnya yang dirasakan guru di SMPN 1 Sidamulih dan SMPN 1 Parigi. Jumat (12/1) lalu digelar workshop digital bekerja sama Telkom dan Jabar Ekspres. Hasilnya, para guru di dua sekolah tersebut bisa ikut teleconference. ”Saya nitip riungan SPG Institute tidak hanya sekali. Manfaatnya sangat besar sekali,” tegasnya.

Di Pangandaran, guru diberikan gaji, sertifikasi, dan TPP. Sehingga tidak ada guru yang malas. Jika malas, maka akan kehilangan TPP. Semangat inilah yang perlu diterapkan oleh guru di wilayah lain. “Sertifikasi guru di Pangandaran dipastikan cair duluan dibandingkan daerah lainnya di Jawa Barat,” katanya.

Dia berpesan, guru adalah olah hati. Harus punya kayakinan dan kepercayaan yang kuat. Dibarengi dengan long life education. Ketiga, pihaknya juga meminta kepada pemerintah agar guru yang empat tahun lagi pensiun, tidak ada Uji Kompetensi Guru.

Ketua Panitia Launching SPG Institute dan Workshop Digital Oom Nurrohmah mengatakan, peserta yang hadir saat launching sebanyak 670 guru. Dari pendaftaran alumni secara digital sudah mencapai hingga 500 anggota. Sebagian lulusan SPG yang berada di pelosok terkendala daftar karena kondisi wilayah dan jaringan internet.

”Kami juga akan menyiapkan blog interaktif mengakomodir anggota untuk saling berinteraksi satu sama lain,” tuturnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan