Tanamkan Pendidikan Karakter, SMA Negeri 17 Gelar Festival Literasi 2018

Digelarnya festival itu pun bukan tanpa alasan, salahsatu­nya, untuk mengukur seberapa ketercapaian dari proses lite­rasi harian di kelas, dan untuk meningkatkan daya kompetisi anak digelar festival literasi.

”Kegiatannya setiap tahun berubah, tahun kemarin apa dan sekarang apa tapi se­muanya berbasis kebangsaan. Ini semua dalam rangka un­tuk mengukur ketercapaian, atau bahkan membangunkan potensi-potensi yang terpen­dam. Seperti kemarin pada waktu Maulid Nabi Muham­mad SAW. Saya tidak tahu kalau anak-anak punya po­tensi di bidang tarik suara, mirip-mirip Nisa Sabyan, gambus. Ternyata ada, ketika ditampilkan. Jadi itu kan menjaring bibit-bibit, dan orientasi ke depan akan mun­cul ke FLS2N,” jelasnya.

“Dan mengapa ini harus menjadi kegiatan rutin di SMAN 17? Karena dipandang anak-anak SMAN 17 atau bu­daya baca sendiri sudah mu­lai agak pudar. Kalau tidak mulai dibiasakan,” imbuhnya.

Pada acara tersebut juga ada festival kuliner nusantara (Valitara), yang sudah ber­langsung selama dua tahun. Pada valitara disajikan ber­bagai kuliner, khas nusantara termasuk mojang dan jajaka­nya. Namun, untuk tahun ini mojang dan jajakanya terba­tas dari Jawa Barat.

“Nilai literasinya dimana? Jadi mereka mencari referensi. Kalau ingin menyajikan makanan Ka­limantan, misalnya. Apa sih ciri khas makanan Kalimantan itu, kemudian anak-anak mencari, Kalimantan itu di mana letaknya, dan sejarahnya bagaimana, po­tensinya apa dan sebagainya,” tutupnya. (ign)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan