Sampah di Citarum jadi Sorotan

NGAMPRAH– Sampah yang berasal dari para pengunjung pasar di bantaran Sungai Ci­tarum, Desa Rancapanggung, Kecamatan Cililin Kabupaten Bandung Barat menjadi so­rotan Satuan Tugas Citarum Harum yang tengah berupaya merevitalisasi Sungai Citarum dan di sekitarnya.

Sampah tersebut menutupi sekitar badan jalan lantaran akibat dari aktivitas pasar he­wan dan pasar tradisional. “Sampah itu berasal dari para pengunjung pasar dan juga dari warga sekitar. Padahal, area tersebut seharusnya ter­bebas dari pasar sesuai dengan program Citarum Harum yang saat ini tengah kami lakukan,” ujar Komandan Subsektor 1 Sektor 9 Satgas Citarum Harum, Sarwoedi, kemarin.

Sarwoedi menyebutkan, ke­biasan membuang sampah di bantaran sungai itu sudah lama terjadi. Bahkan, tumpukan sampah tersebut sudah ada selama bertahun-tahun dan tidak terlayani pengangkutan sampah. Lantaran tak ada pem­buangan sampah sementara, warga sekitar terpaksa mem­buang sampah ke titik tersebut.

“Sehingga ini tugas bersama untuk mencari solusi agar tetap menjaga lingkungan sungai Citarum ini,” terangnya.

Tak hanya di Rancapanggung, tumpukan sampah juga ada di Desa Bongas, Kecamatan Cililin, dan Desa Kertamukti di Kecamatan Cihampelas. “Tumpukan sampah juga ham­pir menutupi setengah atau sepertiga badan jalan. Belum ada pengangkutan,” ujarnya.

Dengan kondisi itu, Sarwo­edi mengaku sudah meminta Unit Pelaksana Teknis Keber­sihan KBB agar dilakukan pengangkutan sampah di titik-titik tersebut. Dia memaklumi, tumpukan sampah yang meng­gunung itu tidak bisa diangkut sekaligus, tetapi harus bertahap karena minimnya armada pengangkutan sampah.

Menanggapi hal itu, Pelaks­ana Tugas Kepala UPT Keber­sihan pada Dinas Lingkungan Hidup KBB Rudi Huntadi membenarkan, pihaknya su­dah menerima permohonan pengangkutan sampah di Desa Rancapanggung. “Kami jadwalkan pengangkutan sampah di sana pada Sabtu atau Minggu,” ujarnya.

Meski demikian, lantaran keterbatasan armada, peng­angkutan sampah baru bisa dilakukan untuk titik di Ran­capanggung dan Mekarmuk­ti. Sementara tumpukan sam­pah di Desa Bongas belum bisa dilayani pengangkutan.

Rudi mengungkapkan, ke­tiga titik penumpukan sampah tersebut sebenarnya tidak termasuk titik pelayanan peng­angkutan. “Namun ketika ada permohonan dari desa setem­pat ataupun Satgas Citarum, itu bisa kami jadwalkan di akhir pekan,” katanya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan