NGAMPRAH– Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyerahkan hadiah sebesar Rp 25 juta kepada pemenang “Lomba Kreasikan Gapuramu Asian Games 2018” yang diraih oleh warga Kompleks Permata Padalarang, Blok D1 Nomor 7, RT 04/07, Desa Jaya Mekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat.
Pemberian hadiah dilakukan oleh Kasubdit Kemitraan Komunikasi Publik Ditjen IKP KemenKominfo Helmi Hafid kepada perwakilan warga. Penyerahan hadiah juga dihadiri oleh Kadiskominfo KBB Ludi Awaludin dan Kepala Desa Jayamekar Siti Khoeriah. “Kami serahkan hadiah pertama sebesar Rp 25 juta kepada warga di Kompleks Permata Padalarang, Desa Jaya Mekar, Padalarang ini atas inovasi dan kreativitasnya,” ujar Helmi.
Menurut dia, pemberian hadiah sebagai bentuk kehadiran dan perhatian pemerintah yang diwakili Kementerian Kominfo kepada masyarakat. Dia juga sangat mengapresiasi kreativitas dan hasil karya warga Kompleks Permata Padalarang dan berhasil mengalahkan 1.029 peserta lain dari 27 provinsi yang masuk dan diseleksi oleh lima juri dari Kominfo, Inasgoc, dan Praktisi Komunikasi.
“Juara satu gapura di sini (Kompleks Permata Padalarang), kedua di Kabupaten OKU Timur dapat hadiah Rp 15 juta, ketiga di Cilegon Rp 10 juta, serta 25 hadiah bagi pemenang hiburan masing-masing Rp 3,5 juta. Kriteria yang dinilai di antaranya mencakup komponen kreativitas, visual, desain, bahan yang dipakai, dan lain-lain,” ujar dia.
Helmi menuturkan, animo peserta dalam lomba ini sangat tinggi dan sama besarnya dengan sambutan kepada event Asian Games. Ini dikarenakan setelah 62 tahun menunggu, baru kali ini Indonesia kembali dipercaya menjadi tuan rumah Asian Games. Hasilnya Indonesia sukses menjadi tuan rumah penyelenggaraan yang baik, sukses dalam prestasi, sukses ekonomi, dan juga sukses dalam administrasi.
Koordinator warga Kompleks Permata Padalarang Blok D Dede Rahmat,36, mengungkapkan, ide membuat gapura itu awalnya hanya untuk perayaan 17 Agustus. Namun karena ada perlombaan gapura Asian Games 2018 dengan tema Energy of Asia, maka pembuatan gapura akhirnya mengombinasikan antara tema perjuangan dan Asian Games.
Selain menonjolkan aspek seni pewarnaan dan tata kelola lampu, gapura ini dibuat hidup dengan menggunakan tenaga listrik. Hal tersebut yang diyakini menjadi pembeda sehingga akhirnya bisa juara. (drx)
