PPIH Banyak Terima Titipan Uang dan Barang

MADINAH – Kementerian agama (kemenag) berkali-kali mengimbau agar calon jamaah haji (CJH) menyimpan uang dengan baik. Namun, masih ada saja jamaah yang kurang berhati-hati.

Buktinya, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menerima banyak titipan uang dan barang yang tercecer. Jika ditotal hingga kemarin, uang tercecer yang diserahkan kepada Kantor Urusan Haji Madinah sebanyak Rp 55 juta.

Perinciannya, 15 juta dalam pecahan rupiah dan 10 ribu pecahan riyal atau Rp 40 juta jika kurs 1 riyal sebesar Rp 4 ribu. Sebagian uang tersebut ada yang tersimpan rapi di dalam dompet. Namun, ada pula yang hanya dibungkus plastik.

’’Uang itu diserahkan kepada kami oleh warga yang menemukan. Yang menyerahkan ada yang warga sini (Arab Saudi, Red,), pengamanan Masjid Nabawi, jamaah haji Turki, Aljazair, dan jamaah kita sendiri,’’ terang Kepala Seksi Perlindungan Jamaah (Linjam) Daerah Kerja (daker) Madinah Maskat Ali Jasmun kemarin.

Uang yang disertai identitas pemiliknya akan langsung diserahkan kepada CJH yang bersangkutan melalui petugas sektor setempat. Sedangkan uang tanpa identitas akan disimpan di kantor Daker Madinah.

’’Akan kami foto, lalu diumumkan kepada jamaah. Yang merasa pemiliknya bisa datang sambil membawa bukti-bukti, nanti akan kami kroscek,’’ katanya.

Jika uang tidak diambil sampai masa haji berakhir, pihaknya akan menyerahkan uang tersebut kepada Kantor Urusan Haji di Jeddah. Namun, Maskat mengaku tidak paham akan dikemanakan uang tersebut.

’’Yang paham ya kantor urusan haji,’’ ucapnya.

Selain uang tunai, Kantor Daker Madinah juga sering menerima barang-barang tercecer berupa gelang haji, kartu kesehatan, handphone, hingga kursi roda. Barang-barang tersebut diserahkan oleh petugas haji yang berada di Bandara Madinah.

’’Begitu ada kursi roda datang dari bandara, langsung kami data. Setelah diketahui kloternya, kami distribusikan melalui sektor masing-masing,’’ jelasnya.

Meski demikian, Maskat mengakui ada beberapa jamaah yang masih menanyakan kursi roda yang tak kunjung kembali. Biasanya, kursi roda tersebut hilang di Bandara Madinah.

’’Mungkin kursi roda itu tercampur dengan barang-barang milik jamaah dari negara lain atau bagamana, saya juga tidak tidak paham,’’ katanya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan