Pemkab Inventarisasi 146 Situs Purbakala

NGAMPRAH – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Bandung Barat akan melakukan inventarisasi 146 situs peninggalan sejarah kepurbakalaan, peristiwa dan tokoh sejarah yang jadi aset daerah. Keputusan itu telah ditetapkan berdasarkan keputusan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Nomor 430/Kep.012-Disbudpar/2016 tanggal 15 Februari 2016.

Beberapa di antaranya merupakan situs yang ada kaitannya dengan sejarah tatar Sunda. Seperti Situ Dipatiukur berupa kawasan benteng pertahanan Dipatiukur di Gunung Limbung, Desa Mukapayung, Kecamatan Cililin. Kemudian ada juga Situs Batu Munding Laya, Situs Gunung Putri, Situs Gua Pawon, Situs Tapak Yasa, Situs Batu Lonceng, Makam Keramat Prabu Layangsari (Senopati) di Gunung Keramat Palasari, Desa Suntenjaya, Lembang.

”Beberapa situs tersebut yang sudah kami data, tapi kami yakin masih banyak peninggalan situs lainnya yang belum terdata,” kata Kasi Sejarah dan Kepurbakalaan pada Disparbud Kabupaten Bandung Barat, Pepen Sopandi, kemarin.

Pihaknya kini masih terus melakukan pendataan ulang terkait situs-situs tersebut. Sebab, dikhawatirkan ada situs yang kondisinya rusak atau perlu perbaikan mengingat usianya ada yang di atas 100 tahun. Jika ada yang rusak maka Disparbud akan melakukan perbaikan atau penambahan bangunan yang diperlukan dan diusulkan melalui anggaran APBD tahun ini. Biasanya anggarannya tidak terlalu besar karena perkiraan untuk perbaikan anggarannya kurang dari Rp50 juta.

Perbaikan biasanya mencakup renovasi bangunan, gazebo, jalan setapak menuju situs atau makam yang kebanyakan masih tanah. Infrastruktur jalan yang masih tanah membuat akses ke situs menjadi sulit dan tidak nyaman sehingga harus menjadi perhatian. Ke depan keberadaan situs kepurbakalaan tersebut akan menjadi daya tarik bagi wisatawan sehingga dampaknya bisa meningkatkan PAD.

”Seperti yang sudah tertata adalah Situs Gua Pawon atau Stone Garden yang sudah ada pokdarwisnya. Sementara untuk makam-makam keramat umumnya telah memiliki kuncen turun temurun kebanyakan warga sekitar yang dituakan,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Cagar Budaya Stone Garden Sukmayadi Suwerna menilai, keberadaan situs dan cagar budaya di KBB menjadi daya tarik wisatawan untuk datang. Seperti ke Stone Garden yang menawarkan wisata alam dan edukasi, sejak dibuka pada September 2014 jumlah pengunjung terus bertambah. Saat itu jumlah pengunjung ada 6.340 dan terus meningkat bahkan tahun lalu angka kunjungan hingga 136.000 dimana sekitar 2.300 di antaranya merupakan wisatawan asing.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan