Pasukan Tiga Singa Angkat Kutukan Inggris

MOSKOW – Sejarah mencatat jika Timnas Inggris setidaknya telah mengalami enam kali kekalahan menyakitkan. Setiap kali dihadapkan pada drama adu penalti dalam berbagai kompetisi internasional, Piala Dunia salah satunya.

Salah satu drama penalti yang paling menyakitkan bagi skuat The Three Lions, adalah ketika dikalahkan Jerman Barat pada babak semifinal Piala Dunia 1990 Italia. Inggris dan Jerman Barat harus bermain imbang 1-1 selama 120 menit pertandingan berlangsung, sebelum mala petaka itu datang.

Beruntung, dengan pendekatan baru yang implementasikan pada pemain Inggris modern saat ini, sebagaimana di sampaikan Direktur Teknik FA, Dan Ashworth, beberapa waktu lalu, Inggris mampu mengangkat kutukan yang selama ini lekat dengan image Inggris di masa lalu.

Hal itu dibuktikan Harry Kane dan kawan-kawan dalam laga Inggris kontra Kolombia, yang berlangsung di Spartak Stadium, Selasa (3/7) malam. Laga imbang 1-1 antara skuat Gareth Southgate melawan Los Cafeteros itu, harus diakhiri dengan drama adu penalty.

Inggris yang sempat harap-harap cemas, usai kegagalan kapten Liverpool Marcus Henderson dalam menambah poin tendangan penalti, akhirnya bisa bernapas lega setelah aksi cemerlang kiper Jordan Pickford yang mementahkan tendangan Carlos Bacca dan eksekusi akhir gelandang Tottenham Hotspur Eric Dier, menutup laga dramatis malam itu dengan kemenangan.

Kane yang melesatkan tendangan pembuka untuk Inggris mengatakan, jika kutukan penalti yang kerap membayang-bayangi Tiga Singga dalam kurun delapan belas tahun terakhir itu, akhirnya terangkat.

“Kemenangan ini sangat melegakan. Inggris tidak punya catatan bagus di babak adu penalty. Rasanya puas bisa mengangkat beban ini dari pundak kami,” kata Man of the Match laga tersebut, seperti dikutip dari Marca, kemarin (4/7).

Pickford yang tidak cuma gemilang, namun juga beruntung malam itu, mengatakan jika usahanya selama ini telah terbayarkan dengan tiket babak semifinal dan menyamai pencapaian era emas Inggris yang pernah diisi oleh beberapa pemain seperti David Beckham, Steven Gerard dan Frank Lampard di era Sven-Goran Eriksson itu.

“Banyak hal yang sudah saya pelajari. Saya punya kekuatan dan kelincahan dan saya tidak peduli meski saya bukanlah kiper terhebat (saat ini). Ini soal berada berada (di bawah mistar gawang) dan membuat penyelamatan. Itu yang saya lakukan,” ucap penjaga gawang Everton itu.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan