Pasar Tradisional Dibikin Nyaman

BANDUNG – Penjabat Wali kota Bandung, Muhamad Solihin mengatakan, saat ini pemerintahnya sedang merevitalisasi empat pasar. Ke-empat pasar itu yakni, Cihaurgeulis, Kiaracondong, Sederhana dan Astana Anyar, mereka akan diperbaiki dalam waktu berbeda.

Pasar Cihaurgeulis tepat berada di pinggir jalan. Lokasi tersebut menurut Solihin harus dijaga kebersihan dan keamanannya. Apalagi sedang direvitalisasi, maka harus kondusif lingkungan maupun kegiatan jual-belinya.

”Sekarang itu pasar dibuat senyaman mungkin. Jadi tidak hanya di supermarket saja yang bersih, pasar  tradisional pun harus bersih dan nyaman,” kata Solihin saat meninjau Pasar Kosambi Jalan Ahmad Yani, kemarin (1/3).

Solihin juga berharap agar pasar tradisional harus bisa memanfaatkan kelebihan dibandingkan pasar modern. Salah satunya, harga di pasar tradisional lebih murah dibandingkan pasar modern. Karena itu, jika ditambah dengan tempat yang bersih, maka masyarakat akan lebih memilih berlanja di pasar tradisional.

”Jika pasar modern bisa bersih dan nyaman, kita pun yang tradisional harus mampu seperti itu. Jika hal tersebut bisa dibuktikan maka pengaruhnya pun cukup besar. Pembeli akan sering datang dan para pedagang pun akan memiliki omset yang lebih baik,” ujar Solihin.

Menurut Dirut PD Pasar Bermartabat Ervan Maksum hingga Maret ini, pengerjaan Empat pasar yang direvitalisasi telah sekitar 80 persen. Untuk pasar Astanaanyar, ada 109 pedagang ikan higienis dan daging. Pasar ini juga menjadi salah satu pasar sentra baso. Nantinya, para pedagang akan lebih nyaman.

”Jadi pedagang ikan, daging dan ayam ada di sana. Di sana lebih murah dan higienis,” katanya.

Sedangkan untuk pasar sederhana, akan menarik Pedagang Kaki Lima (PKL) yang di luar untuk masuk ke dalam pasar. Terdapat 120 PKL yang akan dimasukan ke dalam. Di pasar tersebut juga akan dibangun taman, sehingga ada ruang terbuka untuk warga berinteraksi. ”Untuk pasar Kiaracondong pun sudah mulai. Jangka waktu revitalisasinya sekitar 5 bulan,” papar Ervan.

Menurut Ervan, selama pembangunan revitalisasi para pedagang pun diberikan tempat tidak terlalu jauh dari pasar yang biasa mereka berdagang. ”Selama revitalisasi berjalan, roda ekonomi tetap berjalan. Sehingga perekonomian mereka (pedagang) tetap mengalir. Selain itu, dalam momentum revitalisasi pun kami memasukan PKL yang biasanya di luar menjadi masuk ke dalam pasar,” katanya. (pan/ign)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan