Minim Bantuan Modal dari Pemkab

NGAMPRAH– Para pelaku usaha mikro, kecil, dan me­nengah (UMKM) di Kabupa­ten Bandung Barat masih di hadapkan persoalan modal dan pemasaran sehingga su­lit mengembangkan usahanya. Selain itu, para pelaku UMKM juga minim mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah, padahal bantuan ter­sebut sangat berarti bagi kesuksesan pelaku UMKM.

Buldan,35, pelaku UMKM asal Cililin yang berjualan wajit membenarkan jika per­soalan modal dan pemasaran menjadi hal utama dalam mengembangkan usahanya. Padahal, produk yang diha­silkan selama ini sudah be­gitu dikenal oleh banyak orang di luar Bandung Barat.

Akibat minimnya modal, dirinya masih terkendala un­tuk pembelian alat dan per­lengkapan. Selain itu, saat musim hujan seperti sekarang, bahan baku berupa kelapa dan jagung harganya melon­jak. “Modal dan pemasaran itu hal utama dalam mengembangkan usa­ha,” katanya, kemarin.

Dia mengaku menggeluti usaha wajit cililin secara turun temurun dari 1975. Pada 2012, ia mendirikan tempat pro­duksi sendiri di Kampung Sumurbandung dan kini su­dah memiliki dua puluh ka­ryawan. Meski wajit cililin “marema” pada momen-momen tertentu, ia tetap menekuni usaha tersebut hingga sekarang.

“Biasanya, wajit marema pada saat Lebaran dan musim libur sekolah. Saat lebaran, banyak perantau yang mem­bawa wajit ke tem­pat perantauan mereka,” ujar­nya.

Buldan men­gung­kap­kan, saat ini pun pe­ma­saran pro­duknya masih dilakukan se­cara kovensional, belum merambah pasar daring. Alasannya, produknya akan lebih mahal karena ditambah biaya pengiriman jika dipa­sarkan secara daring.

Menurut dia, dirinya jarang sekali mendapat bantuan dari pemerintah daerah, da­lam hal ini Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. “Ban­tuan pelatihan sempat ada, yaitu seputar pemasa­ran. Kalau bantuan modal ter­akhir pada 2015, itu pun berasal dari kementerian,” katanya.

Buldan juga mengung­kapkan, pe­merintah daerah berencana memasarkan produk-produk UMKM ke Bali. Selain itu, juga ada wacana kerja sama dengan minimarket untuk bisa memasarkan produk-produk UMKM. Namun hingga kini, belum diketahui perkembangannya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan