Mendag Enggartiasto Terima Gelar Dr HC UPI

BANDUNG – Menteri Perdagangan (Mendag), Enggartiasto Lukita, menerima gelar kehormatan doktor honoris causa (Dr HC) dalam bidang Pendidikan Kewirausahaan dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) atas kiprahnya di bidang wirausaha, kemarin (18/10).

Dia mengaku tidak pernah membayangkan akan menerima gelar Dr HC di dalam hidupnya. Karena itu mengajak agar para mahasiswa semangat untuk implementasikan ilmu yang telah didapat saat duduk di bangku universitas.

”Sebagai mahasiswa yang lebih banyak menghabiskan waktu di jalan daripada di bangku kuliah. Sedetik pun tidak pernah terlintas dalam benak saya untuk mendapatkan kehormatan menerima gelar akademis tertinggi seperti ini. Pengakuan ini mengingatkan saya untuk rendah hati dan terus belajar tiada henti,” tutur Menteri Perdagangan (Mendag), Enggartiasto Lukita di UPI Bandung, kemarin (18/10).

Pada kesempatan ini, Enggartiasto menerima gelar tersebut oleh Rektor UPI Asep Kadarohman. ”Dengan ini saya selaku Rektor UPI menganugerahkan gelar doktor honoris causa dalam bidang wirausaha kepada Enggartiasto Lukita secara sah dari UPI. Ini anugerah istimewa yang diberikan kepada sosok dan figur istimewa dalam meraih kesuksesan,” ujarnya.

Menerima gelar Dr HC di bidang wirausaha ini, Enggartiasto menyebutkan, pemimpin harus memiliki target yang jelas terkait apa yang ia proyeksikan. Hal itu merupakan ilmu yang ia peroleh dari aspek entrepreneurship.

”Ketika Anda menjadi pemimpin, pastikan anggota organisasi, perusahaan yang Anda pimpin, mengerti tujuan dan target yang Anda berikan. Buatlah semua target menjadi sangat jelas, terukur, tanpa terjebak ke dalam micro management,” ujar dia.

Dia pun mengajak seluruh elemen dan kementerian untuk kemudian memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat. Terutama dalam melayani secara terbuka dan jujur.

”Saya ingin mengajak semua kementerian maupun mitra kerja kementerian untuk bekerja sepenuh hati demi bangsa. Sebagai abdi masyarakat, sudah selayaknya bila kita memiliki sikap melayani, bukan untuk dilayani, serta memiliki kedisiplinan baik waktu, target dan biaya,” kata dia.

Enggartiasto Lukita melanjutkan, pendidikan sebaiknya dapat menghasilkan instrumen yang positif, terutama dalam misi berkolaborasi dari berbagai sektor. ”Education has to be inspired people to collaborative and cooperative,” ujar  dia.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan