Menata Waktu

Artikel ini menjelaskan cara memanfaatkan waktu secara produktif, misalnya dengan memilih lingkungan kerja yang tepat dan mengerjakan tugas sesuai prioritas. Kalau diperlukan, matikan ponsel dan media sosial supaya kita tidak teralihkan. Biasakan beraktivitas sesuai jadwal rutin supaya kita bisa mencapai yang terbaik saat menjalani keseharian.

Manajemen Waktu. Manajemen waktu adalah cara yang dapat dilakukan untuk menyeimbangkan waktu untuk kegiatan belajar atau bekerja, bersenang-senang atau bersantai, dan beristirahat secara efektif. Tanpa disadari, setiap saat sesungguhnya telah membuat beberapa putusan terkait manajemen waktu. Misal, memutuskan kapan akan ke kampus, belajar di rumah, berolah raga, beribadah, mengunjungi perpustakaan, bersantai, berdiskusi dengan teman, berbelanja, dstnya. Semua putusan ini berperan penting di dalam penyusunan strategi manajemen waktu anda.

Jika dapat menyeimbangkan waktu, maka diharapkan hasilnya adalah konsentrasi akan meningkat, organisasi waktu akan lebih baik, produktifitas akan meningkat, dan terpenting tingkat stress akan terkurangi. Dengan menata waktu secara lebih baik maka akan menemukan keseimbangan antara kapan harus belajar, bekerja, bersantai, dan beristirahat yang akhirnya akan membuat hidup sedikit lebih muda dan bahagia.

Ketika merasakan bahwa kerap kali terlambat ke kampus, lupa ada kelas yang harus dihadiri, lupa sama sekali bahwa ada pertemuan tertentu yang harus diikuti, membuang-buang waktu tanpa hasil yang jelas, mengerjakan tugas secara terburu-buru karena terpepet oleh dead-line, atau sehari menjelang ujian merasa panik karena merasa belum selesai membaca bahan pelajaran, atau tiba-tiba merasa waktu untuk bersantai hilang sehingga menjadi tertekan atau stress, maka itu gejala bahwa kita membutuhkan manajemen waktu yang baik.

Menghindar Menjadi Procrastinator. Procrastinator adalah orang yang amat suka menunda pekerjaan hingga jelang hari atau menit akhir dari batas waktu. Tindakan menunda pekerjaan hingga jelang dead-line disebut procrastination. Jika hal ini dibiarkan berlangsung terus menerus jelas akan menjadi kebiasaan belajar yang buruk. Bahkan, kebiasaan ini akan terus membudaya di saat sudah bekerja sebagai profesional atau pengemban profesi yang akibatnya adalah kinerja tidak akan optimal, stress berat, berdampak buruk pada kesehatan fisik hingga kegagalan. Oleh karena itu, biasakan diri untuk tidak menjadi procrastinator.

Tinggalkan Balasan