IAI Jabar Soroti Trotoar Zigzag

BANDUNG – Pembuatan trotoar dengan gaya zig zag yang diterapkan di Jalan Sudirman ternyata belum memberikan effect apa pun, termasuk mengurangi kemacetan di kawasan tersebut.

Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jabar Robby Dwikojuliardi menilai trotoar dengan gaya zig zag malah menambah masalah kemacetan di wilayah tersebut yang seharusnya lancar. ”Peletakan parkir on the road nya itu kurang pas. Kalau mau di situ, itu konsepnya seperti apa? saya nggak ngerti. Itu kan punya provisi,” kata Robby saat ditemui di kantor IAI Jabar Jalan Ir H Juanda, kota Bandung kemarin.

Dia menjelaskan pembuat trotoar itu ada standardisasi yang tidak bisa asal bikin dengan alasan apa pun, dari lebar jalan, termasuk tinggi trotoarnya. ”Tapi kalo di lihat dari segi ekonominya sih berhasil, karena dulu banyak toko yang sudah tutup. Sekarang dilihat sudah ada yang buka lagi,” terang dia.

Namun menurutnya jika pola itu diperuntukan untuk parkir masih kurang efektif, sebab setiap cekungan yang ada hanya mampu menampung dua mobil. ”Ya kalau sebelumnya ada riset sih mau trotoarnya dimajukan atau diundurkan nggak masalah, tapi kan selama ini tidak ada, bangun tinggal bangun saja,” jelasnya.

Terang dia, sejauh ini pembangun trotoar di kota Bandung masih menjadi persoalan tersendiri sebab pembangun yang tidak sampai rampung. ”Banyak trotoar yang dibangun tapi tidak sampai selesai, ” katanya.

Selain itu dia pun mengomentari malah bola-bola yang terbuat dari batu berda di atas trotoar yang fungsinya untuk bumper mobil. ”Kalo mau harusnya guidin blok saja, jadi nggak makan trotoar juga,” tuturnya.

Salah seorang pengendara motor Hendra Permana, 33, saat di temui di persimpangan Jalan Supratman mengungkapkan dengan perbuatan trotoar zigzag seperti ini membuat dia harus pasang konsentrasi tinggi. ”Pas awal-awal ini dibangun sih kadang suka kaget pas mau nyalip mobil, terus ada trotoar gini. Kalo yang kagok sih pasti celaka,” katanya.

Diakui dirinya, jika kemacetan di Jalan Sudirman dirasakan makin hari makin parah. ”Saya kan kerja di Jalan Sudriman, jadi setiap hari selalu melalui jalan itu. Perasaan saya sih tambah macet,” tutupnya. (pan/ign)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan