Hengki Apresiasi Perjuangan Guru Honorer

NGAMPRAH – Wakil Bupati Bandung Barat Terpilih Hengki Kurniawan mengapresiasi perjuangan guru honorer di Kabupaten Bandung Barat.  Aksi mogok kerja yang dilakukan oleh para tenaga guru honorer di beberapa kecamatan se-Kabupaten Bandung Barat ini membuat dirinya risau. Hengki yang bakal dilantik bersama Bupati Bandung Barat Terpilih Aa Umbara Sutisna pada 20 September mendatang, bisa merasakan kekecewaan para tenaga honorer tersebut. “Tentu saya memahami betu apa yang mereka rasakan saat ini. Tentunya, mereka mengabdikan diri untuk mendidik anak-anak kita tidaklah mudah. Jadi wajar kalau mereka menelan kekecewaannya,” kata Hengki, Senin (17/9) di Padalarang.

Menurut dia, guru sebagai salah satu figur yang jasanya demi masa depan bangsa luar biasa tidak bisa terukur. Melalui tangan-tangan kokoh merekalah, telah hadir generasi penerus yang menjadi harapan negeri ini. Namun cukup dilematis, disaat mereka memperjuangkan perubahan nasibnya datang sebuah kebijakan pemerintah pusat melalui Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Permenpan RB) Nomor 36 Tahun 2018 tentang Kriteria Penetapan Kebutuhan Pegawai Negeri Sipil dan Pelaksanaan CPNS, salah satunya memuat kebijakan batasan usia. Hal itulah kata Hengki yang membuatnya ikut merasakan kegalauan mereka.
“Tapi itulah konsekwensi dari sebuah kebijakan yang saya yakin, langkah itu diambil pemerintah atas dasar pertimbangan yang matang. Saya hanya bisa mengatakan, mohon bersabar saja,” tuturnya.

Suatu saat Hengki yakin, akan ada solusi buat kebaikan semua pihak. Dan jika mereka belum diberi kesempatan jadi ASN, paling tidak Pemerintah Daerah bisa diberi kewenangan untuk lebih memberikan perhatian pada mereka.

Perhatian tersebut sambungnya, bisa berupa kenaikan tunjangan atau perhatian lainnya yang mengikat. Meskipun demikian Hengki belum bisa memastikan langkah apa yang akan diambilnya untuk pro tenaga honorer tersebut, jika dia telah dilantik. “Pastinya, saya akan berkoordinasi dengan berbagai stackeholder untuk mencari solusi terbaik. Untuk saat ini, saya hanya bisa mengucapkan terimakasih tak terhingga atas pengabdiannya selama ini. Insya Allah, semuanya menjadi pahala buat bekal di yaumil akhir,” ucapnya.

Sementara berbagai informasi yang berhasil dihimpun, para guru honorer yang mengancam akan melakukan aksi mogok kerjanya hingga 10 Oktober mendatang. Mereka minta agar Kemenpan-RB menangguhkan pemberlakuan Permenpan RB Nomor 36 Tahun 2018. Hingga berita ini diturunkan belum ada keterangan resmi dari Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) KBB terkait aksi mogok kerja tersebut. (drx)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan