KOTA – Pergi haji ke Tanah Suci Makkah, sangat didambakan setiap muslim. Bahkan untuk menempuh perjalanan tersebut, harus rela menunggu antrean panggilan hingga bertahun-tahun lamanya.
Betapa tidak, Rukun Islam yang kelima itu merupakan ibadah yang hanya dapat dilaksanakan di Tanah Suci Makkatul Mukarromah. Karena itu, selain harus mengeluarkan biaya besar, juga fisik dan mental pun harus dipersiapkan sedemikian rupa.
”Di sana saya menemukan kesejukan hati, sehingga khusyu dalam mengerjakan tahapan demi tahapan ibadah haji,” kata Ketua HIPMI Kabupaten Sumedang Eka Anugrah saat diwawancara Sumeks melalui sambungan telepon, belum lama ini.
Bagi Eka, menunaikan ibadah haji bukan hanya sekedar melaksanakan syarat dan rukun haji. Namun ada hal penting yang menjadi catatan dalam hidup ibu muda belia itu.
”Di sini saya temukan kekhusyuan dalam beribadah. Setiap langkah adalah ibadah, setiap yang terlihat adalah keindahan setiap yang terdengar adalah Dzikrulloh,” kata Eka seraya menyebutkan ibadah itu nikmatnya luar biasa.
Setibanya di Madinah, lanjut Eka, dia melaksanakan ibadah di Raudhoh, salat di taman syurga yang diteruskan dengan berziarah ke makam Rosululloh dan Siti Aisyah.
”Kemudian visit ke mesjid sahabat-sahabat nabi, mulai dari Abu Bakar Ash Sidiq, Usman, Umar dan Ali. Keberadaan masjid-masjid tersebut cukup berdekatan dengan Mesjid Nabawi. Bahkan saya juga menyambangi kebun kurma,” tuturnya.
Perjalanannya dilanjutkan menuju Kota Makkah untuk ibadah Umroh wajib pertama dengan Miqot di Mesjid Bir Ali. ”Sesampainya di Makkah melanjutkan rangkaian umroh untuk Tawaf, Sai dan Tahallul. Hari berikutnya ziarah ke Masjid Quba, mesjid pertama yang di bangun langsung oleh tangan Rosululloh SAW,” tuturnya.
Lalu ke makam Siti Khodijah, Jabal Gubes (Sumur Zam Zam), rumah tempat dilahirkannya Rosululloh, Museum Makkah, Jabal Tsur, Jabal Nur (guha hiro), Jabal Rahmah (tempat bertemnya nabi adam dan siti hawa), serta tempat- tempat mustajab lainnya. (nur)
