Disdik Jabar Kenalkan Program Jabar Masagi di Garut

“Kita ingin proses di sekolah jangan hanya menghasilkan anak pintar. Tapi konkritnya harus harmonis dengan dirinya sendiri, harmonis dengan sesamanya, dan harmonis dengan lingkungan sekitarnya,” kata Erwan.

Intinya bagaimana menciptakan lingkungan sekolah itu menjadi lingkungan yang menyenangkan. Membuat sekolah menjadi tempat yang mengakomodir semua keahlian siswa. Bukan hanya mengakui siswa yang pintar satu mata pelajaran tertentu saja.

“Mengakui segala keahlian, semua anak sekolah semua harus diakui. Harus dilibatkan karena sekolah bukan tempat mencetak anak ahli matematika saja,” katanya.

Kemudian konsep Jabar Masagi di sekolah juga adalah bagaimana menciptakan sekolah yang harmonis dengan lingkungan sekitar. Di sanalah konsep Bakti tadi dipraktekan. Sehingga sekolah jangan terkesan ekslusif, tapi harus membaur dan perduli terhadap lingkungan sekitar sekolah.

Jabar Masagi Lebih Melirik Kemampuan Soft Skill atau Pendidikan Karakter

Erwan juga menjelaskan bahwa area Jabar Masagi sebetulnya lebih kepada ruang soft skill. Jadi diharapkan seorang siswa tidak hanya pintar secara akademis atau secara kognisi saja. tapi area soft skill-nya ini juga harus diperhatikan.

Sebab ada hasil survei yang sangat menarik dari seorang ilmuan. Ditemukan bahwa dari 1.000 orang sukses, ternyata penentu kesuksesannya justru lebih banyak faktor nonkognisi, yaitu dari area soft skill.

Di antaranya adalah bagaimana cara dia bekerjasama dalam tim, bisa memanage tekanan, bisa gaul dan lain sebagainya. Itulah faktor terbesar penentu orang sukses. Ya walaupun faktor kognisi juga berperan di dalamnya. (fer/adv)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan