Disdik Hanya Pasrah, Biarkan Anak Sekolah Belajar Seadanya

SOREANG – Keberadaan sekolah yang sering terendam banjir di Kabupaten Bandung sepertinya membuat Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Pasrah.

Untuk mengatasi masalah ini, pihaknya sejauh ini belum memiliki rencana apapun mencari solusi agar kegiatan belajar tetap berjalan seperti biasanya. Bahkan, ketika melakukan ujian beberapa hari lalu pihak sekolah terpaksan membatalkannya.

Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Bandung Juhana sepertinya belum bisa memberikan solusi terbaik untuk tetap menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar (KBM). Bahkan, dia cenderung pasrah dengan keadaan banjir yang sudah belangsung setiap tahunnya.

Dirinya beralasan, meskipun banyak sekolah di Kabupaten Bandung yang tergenang sekolah tidak bisa di relokasi. Sebab, sekolah tidak bisa pisahkan dari lingkungan masyarakat.

’’Boleh saja sekolah di tinggikan untum menyelamatkan dokumen dokumen sekolah, tetapi kalau masyarakat tergenang banjir tetap terkendala dengan akses. Jadi sekolah tidak bisa dipisahkan dengan masyarakat,’’ kata Juhana ketika ditemui kemarin (13/3)

Dirinya mengatakan, merelokasi sekolah untuk menghindari banjir jelas tidak mungkin dilakukan. Sebab, keberadaan masyarakat dan siswa tidak mungkin bisa berjauhan.

’’ Kalau sekolah direlokasi, rumah wagrapun harus pindah dan masyarakatnya juga harus direlokasi,’’cetus dia.

Sementara itu, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) TK, SD dan Pendidikan non formal dan Informal (PNFI) Kabupaten Bandung Setiawan mengatakan, selama banjir sebetulnya siswa tetap melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar.

Dia mengatakan, untuk tempat sementara pihaknya memanfaatkan madrasah dan ruangan atau gedung di Dayeukolot yang aman dari genangan air. Namun, ketika banjir melebihi batas, KBM terpaksa diliburkan.

’’Sampai sekarang juga masih terendam banjir. Memang biasanya ketinggian genangan mulai setengah meter hingga lebih dari satu meter. Meskipun begitu, Alhamdulilah KBM tetap berjalan yah walaupun di tempat darurat,’’kata Setiawan ektika ditemui kemarin (13/3)

Kendati begitu, bila tidak memungkinkan dilakukan di tempat darurat, anak anak diberikan tugas belajar di rumah masing masing. Hal ini, untuk melatih kemandirian anak didik.

Dirinya menyebutkan, jumlah siswa SDN di Dayeuhkolot kurang lebih sebanyak 13 ribuan orang. Mereka tersebar di 52 SDN. Namun, saat ini 21 sekolah menjadi langganan banjir.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan