Diaudit PWC, Jaga Kepercayaan Publik

PERTANDINGAN Piala Pre­siden jadi salahsatu ajang pembuktian jika Indonesia mampu menyelenggarakan sebuah pertandingan ber­kualitas, bersih dan transpa­ran. Yang membanggakan Dana penyelenggaraan event itu tidak menggunakan biaya negara (APBN/APBD/BUMN).

ANDY RUSNANDI/JABAR EKSPRES
APRESIASI BOBOTOH: Ketua Steering Commite Piala Presiden 2018 Maruarar Sirait (kaos Merah) didampingi Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Agung Budi Maryoto saat memberikan keterangan pers pada wartawan di Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) Kota Bandung, Jumat (26/1). Maruarar memberikan apresiasi pada bobotoh Persib yang sudah bersikap sportif.

”Ini baru petama kali terse­lenggara di Indonesia. Presi­den Jokowi (sapaan akrab Presiden RI Joko Widodo, Red.) meminta ajang Piala Presiden ini dapat transparan. Beliau menyebutkan beri contohnya, jangan ngomong ngomong transparan tapi tidak ada buk­tinya. Maka kita buktikan, bahwa kita juga bisa kok,” kata Ketua Steering Commite Piala Presiden 2018, Maruarar Sirait saat menyaksikan babak penyisihan Grupa A Piala Presiden 2018 antara Persib Bandung kontra PSM Makas­sar di Stadion Gelora Bandung Lautan Apil (GBLA) Jumat (27/1) malam.

Bentuk transparansi Piala Presiden tak muluk mu­luk seluruh elemen pertandingan langsung diau­dit auditor swasta dari Price Water­house Coopers (PWC). PWC meru­pakan kantor jasa professio­nal terbesar di dunia saat ini. Kantor ini dibentuk pada tahun 1998 dari penggabung­an usaha antara Price Water­house dan Coopers & Lybrand dengan kantor Pusat di Lon­don, Britania Raya.

”Saya mengawal Enam visi misi Piala Presiden, per­tama transparansi. Kita di­audit Price Waterhouse Coopers (PWC). 2015, 2017, 2018 dan ini yang ketiga selalu hasilnya baik. Saya juga pastikan hasilnya harus baik dan transparan karena yang mengaudit adalah lem­baga yang sangat dipercaya secara internasional. Juga tidak menggunakan uang negara, APBN/BUMN, tidak. Saya tidak pernah meng­gunakan itu,” tandasnya.

Sementara untuk menjadi sebuat tontonan yang ber­kualitas, Piala Presiden dip­astikan tidak ada pengaturan skor yang bisa mencederai sportifitas. ”Fair play itu artinya tidak ada peng­aturan skor. Maka­nya kan ada juga tim tim ung­gulan, tapi bisa kalah.Sepak bola itu tidak boleh diatur, kalau mau menang ya latihan. Pilih pemain yang bagus, yang berkarakter. Pelatih yang ba­gus. Buat strategi yang bagus dan latihan yang benar, gitu ya. Jangan mau ngatur ngatur skor atau berantem. Ya Kalau mau menang, ya berproses itu yang baik,” ungkap Maru­arar yang sudah kali ke tiga menjadi Ketua SC Piala Pre­siden tersebut.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan