Citarum Alami Penyempitan dan Pendangkalan

BALEENDAH – Terjadinya banjir di Kabupaten Bandung berdasarkan hasil analisis dari Kodam III/Slw sebetulnya terjadi akibat adanya penyempitan sungai Citarum.

Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Besar Harto Karyawan mengatakan, penyempitan tersebut terjadi karena sedimentasi yang terjadi di Sungai Citarum. Akibatnya, saat musim hujan tiba terjadi banjir di wilayah Baleendaah, Bojongsoang dan Dayeuhkolot.

’’Begitu musim hujan seluruh air tumpah larinya ke pemukiman warga. Sehingga Dayeuhkolot ini banjir karena air mengalami sumbatan,  tidak tertampung, tidak tertahan karena pendangkalan ini,’’ jelas Besar kepada wartawan ketika ditemui di sela-sela peninjauan ke pengerukan Citarum di sektor 6 kemarin. (18/9).

Dia mengatakan, pendangkalan sungai Citarum ternyata sangat parah . Bahkan, sedimentasi selama puluhan tahun membuat sungai mengalami penyempitan dan pendangkalan.

’’ Dulu lebarnya hampir 60-70 meter sungai Citarum itu kini menyempit menjadi kurang lebih hanya 5-10 meter,” kata Harto.

Melihat kondisi tersebut, pihaknya berinisiatif melakukan pengerukan sedimentasi dengan peralatan dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung Cisandane. Namun, untuk operasional ini BBWS sendiri belum menurunkan anggaran. Sehingga, Kodam III/Slw berinisiatif meminta bantuan peralatan becko yang disebar di Sektor 5, 6 dan 8.

’’Ini kegiatan inisiatif kita semua, kita mencoba mengurangi masalah yang terjadi dibeberapa sungai, BBM dari swadaya sendiri termasuk operator. Ini bukan program khususus dalam rangka pengerukan, tapi bersifat inisiatif,” jelasnya.

Besar memaparkan, masih adanya pencemaran di sungai Citarum harus diatasi dengan tegas. Sebab, meski sudah diberikan sosialisasi agar pemilik pabrik tidak membuang limbah ke sungai ternyata masih membuangnnya.

Kodam III/Slw bersama Dansektor selama ini sudah bertindak tegas dengan melakukan pengecoran terhadap pabrik yang kedapan membuang limbah. Cara ini dilakukan agar Para pengusaha yang memiliki pabrik mau patuh untuk mengelola linbah melalui Instalasi miliknya.

’’Kita sudah melakukan upaya, ketahuan kita cor, ini bukan bertindak sewenang-wenang tidak, tapi upaya untuk menyelamatkan pencemaran lingkungan,’’kata dia.

Besar berharap kepada para pengusaha untuk Sadar dan tidak membuang limbah ke aliran sungai Citarum. Bahkan, kepemilikan IPAL jangan dijadikan syarat tanpa dipergunakan untuk mengelola limbah.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan