Basa Sunda sebagai Bahasa Indung

CICALENGKA – Untuk me­lestarikan keberadaan bahasa sunda Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Ka­bupaten Bandung di Sindulang center Desa Dampit. Acara ter­sebut dihadiri berbagai komu­nitas-komunitas dan para pe­lajar SMP dan SMA serta per­wakilan warga masyarakat.

kepala dinas pariwisata dan kebudayaan kab. bandung Drs. H.Agus Firman Zaini menga­takan, kegiatan yang mengus­ung konsep (Hayu Maca) untuk memicu generasi mu­da lebih aktif akan melestari­kan bahasa dan budaya sunda yang sekarang tergerus oleh perkembangan zaman.

Dia memaparkan, Hayu maca disini lebih ke pemak­naan luas, bukan hanya maca dalam artian membaca alfabet (huruf) tetapi maca disini dalam arti maca diri, artinya sejauh mana diri kita tahu akan seni bahasa dan budaya.

Selain itu, maca alam, dalam artian seni budaya sunda yang berada di alam, dan maca nagari dalam artian potret atau foto yang kita lihat di alam disimpan dalam memori lalu dilestarikan.

Agus menambahkan, gene­rasi muda seperti masih dalam tahapan reproduksi dan per­tumbuhan sehingga, kebera­daannya harus memahami akan budaya sunda. Sehing­ga, peran dinas pendidikan sangat penting untuk mem­berikan pembelajaran menge­nai kebudayaan.

’’ Jadi contohnya ketika meng­gelar study Tour alangkah baiknya digelar di daerah sendiri,”kata Agus.

Sementara itu, Ketua Pelaks­ana Bob Ujo sekaligus mewa­kili komunitas-komunitas mengungkapkan, program (hayu maca) dikemas dengan bentuk sarasehan, pertunju­kan, (musik, puisi, oratorium).

’’Seluruh budaya sunda akan digelar disini seperti kaulinan barudak urang sunda (per­mainan orang sunda) karin­ding, nayaga (gamelan yang dipadukan dengan keron­cong),’’ kata dia. (mg7/yan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan