Banjir Darah Uighur di Halaman Kedubes

Semakin kejam, tentara lalu memotong janggut kaum Uighur secara paksa. Ia menolak, bahkan berusaha melawan. Menjaga agar janggut panjangnya tidak dipotong. ”Biarkan saya memelihara janggut saya. Jangan paksa saya. Saya mau merdeka,” katanya sambil memegang kaki tentara cina.

Cuaca Jakarta kemarin cukup menyengat. Beberapa peserta aksi terlihat kepanasan, ada juga yang membawa payung. Tapi tak menyurutkan aksi teatrikal yang ditampilkan. Penontonnya semakin tak terbendung. Berebut untuk bisa berada di barisan paling depan.

”Aksi teatrikal selesai. Dilanjutkan puisi yang menyayat hati. Haruskah mereka mati seperti itu? Bukannya kita harus hidup secara damai? Bukannya kita hidup bebas memilih agama kita? Kenapa harus ada paksaan,” kata pembaca puisi menutup aksi teatrikal.

Tak lama kemudian, adzan Asar berkumandang. Para massa aksi Bela Uighur menggelar salat Asar berjemaah. Mantan Ketua GNPF Bachtiar Nasir menjadi imamnya.

Sang orator yang berada di mobil komando mengimbau massa berwudu dengan air mineral yang sudah disiapkan. ”Saudara-saudara ku, mari kita salat Asar berjemaah dahulu, silakan ambil wudu,” katanya. Para peserta aksi teatrikal lalu membubarkan diri dan membersihkan make up.

Mereka berwudu dengan air mineral yang ada. Setelah itu, massa membikin saf untuk salat berjemaah tepat di depan pintu masuk. Selesai salat, orasi kembali dilanjutkan. Selain polisi, massa juga dijaga ketat oleh kawat berduri.

Ketua Media Center Persaudaraan Alumni (PA) 212 Novel Bamukmin yang ikut dalam aksi tersebut, berjanji akan mengirim massa selama pemerintah Tiongkok tetap bergeming tak mau menerima perwakilan mereka ke dalam kedubes. ”Saya bersama ribuan rekan kami akan tetap berdemo menuntut dan mengecam setiap aksi diskriminatif oleh Pemerintah Cina atas nasib saudara kami Muslim Uighur,” terangnya.

Aksi Bela Uighur ini merupakan demonstrasi solidaritas untuk muslim Uighur yang serentak diadakan di seluruh Indonesia. Para peserta tampak membawa bendera tauhid hingga spanduk-spanduk yang bertuliskan kecaman terhadap Pemerintah Tiongkok juga ditebar sekeliling Kedubes. Termasuk meneriakkan takbir serta yel-yel antikomunis. (*/fin/tgr)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan