Delapan Kampung Mulai Kekeringan

NGAMPRAH– Kemarau panjang yang saat ini tengah berlangsung berakibat pada sulitnya mencari air bersih. Hal itu dirasakan oleh ratusan kepala keluarga (KK) di delapan kampung, Desa Sukamulya, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat. Mereka mengalami krisis air bersih sejak tiga bulan terakhir. Kondisi tersebut memaksa warga mencari air ke sumber mata air yang jaraknya jauh atau menyaring air rawa-rawa yang kondisinya kotor.

Sejak musim kemarau, lebih dari tiga bulan hujan tidak pernah membasahi Desa Sukamulya. Krisis air bersih yang paling parah terjadi di sebagian wilayah Desa Sukamulya yang mencakup delapan kampung. Yakni, Kampung Wareng, Pasar lama/Cigombong, Cipeuteuy, Cikemang, Cibanteng, Cicangkang, Citamiang, dan Cikawung/Ciimba. “Kondisi krisis air bersih ini sudah berlangsung tiga bulan. Semua sumur warga di sini sudah mengering,” kata Kepala Dusun 1 Kampung Cikemang Yopi Alamsyah, kemarin.

Yopi mengemukakan, kondisi kekeringan ini setiap tahun selalu terjadi di wilayahnya ketika musim kemarau melanda. Ironisnya tidak pernah ada bantuan dari pemerintah daerah untuk mengatasi persoalan yang membuat warga menderita. Mengingat air bersih adalah sumber dari aktivitas sehari-hari warga, seperti untuk memasak, minum, dan mandi. 

Untuk mendapatkan air, ujar dia, warga terpaksa harus mencari sumber mata air yang masih tersisa. Akan tetapi jaraknya yang cukup jauh antara 1-1,5 kilometer. Kondisi membuat warga kesulitan. Sebab, selain jarak yang cukup jauh, mereka pun harus antre untuk mendapatkan air yang sebenarnya tak layak digunakan. Mereka pun hanya mampu membawa air dalam jumlah terbatas menggunakan ember dan jeriken. 

Jika sebulan lagi hujan masih belum turun, dia memprediksi sumber air yang saat ini masih ada, bisa ikut mengering. “Kalau di sini setiap musim kemarau warga krisis air. Sedangkan saat musim hujan persoalan yang muncul air sumur kerap tidak bisa dikonsumsi karena sering tercampur dengan air sawah yang meluap,” ujar dia.

Warga menginginkan, tutur Yopi, pemerintah memberikan bantuan sumur bor dengan jaringan pipa ke perkampungan warga. Jika tidak ada sumur bor, persoalan krisis air bersih akan tetap menjadi masalah berulang setiap tahun. “Kejadian ini terus berulang karena memang kondisi air di sini seperti ini. Solusinya memang harus ada sumur bor agar saluran air bisa dimanfaatkan warga,” tandasnya. (drx)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan